Sementara dominasi Jawa Tengah di setiap kejurnas bukan hanya catatan rekor, tapi juga bukti keberhasilan pembinaan atlet muda yang konsisten dan sistematis.
Baca Juga: Hati-hati, ancaman strum di rumah, pastikan jaringan listrik aman
Ketua Kontingen Jawa Tengah, Martin Sudarmono menyebut bahwa keberhasilan ini lahir dari kerja keras kolektif antara atlet, pelatih, pengurus, hingga para orangtua.
Kami tidak hanya melatih strategi, tetapi juga membentuk karakter tim yang saling percaya dan solid."
"Inilah kunci utama para atlet kami bisa tampil maksimal di panggung nasional,” ujar Martin.
Salah satu cerita inspiratif datang dari Fayola Jingga Naeva Maheswari, atau Yola, atlet muda asal Jawa Tengah yang berhasil meraih medali emas di kategori Recurve U-18 Putri.
Pertarungan finalnya melawan Anastasya Adinda Puspa dari Lampung berlangsung menegangkan, terutama ketika Yola tertinggal di dua set awal pertandingan. Namun, semangat juang Yola tidak padam.
Baca Juga: Begini tips agar terhindar dari penipuan model scam
Ia bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 4-4, memaksa pertandingan berlanjut ke babak shoot off.
Di momen penentuan itu, baik Yola maupun lawannya sama-sama mencetak skor 10.
Tetapi kemenangan akhirnya jatuh kepada Yola karena anak panahnya lebih dekat ke titik tengah sasaran (X), menunjukkan ketenangan dan akurasi luar biasa.
"Awalnya saya sempat gemetar, apalagi angin di arena cukup kencang. Tapi pelatih terus memberi motivasi untuk tenang dan bermain lepas."
"Saya bersyukur bisa mengatasi tekanan dan menampilkan permainan terbaik,” ungkap Yola usai pertandingan.
Baca Juga: Begini tips agar terhindar dari penipuan model scam
Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Wakil Ketua Umum II PB Perpani, Abdul Razak, memberikan apresiasi besar atas pencapaian Jawa Tengah.