Pelatih SD Al Islam Pengkol Jepara, Yulianto mengatakan, tahun lalu sekolahnya belum bisa meraih prestasi, tetapi kali ini berhasil menjadi juara umum.
“Kejuaraan ini sangat positif sebagai wadah para atlet junior untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan jam terbang mereka," katanya.
Selain SD Al Islam Pengkol Jepara, beberapa tim lain juga meraih prestasi gemilang di kategori beregu, seperti SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus dan SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Kabupaten Sragen.
MilkLife Archery Challenge 2025 Seri 1 juga memberikan dampak positif bagi banyak orang tua yang mendukung anak-anak mereka berlatih panahan.
Baca Juga: Bung Kus Desak PSSI Serius Tangani Fanatisme Suporter Setelah Dihukum FIFA
Salah satunya adalah Qhorik Ismawati, ibu dari juara PVC KU 12 putra, Arsakha Dipo Sulistiyo.
Qhorik mengungkapkan bahwa kecintaan anaknya terhadap panahan mulai tumbuh setelah mengikuti POPDA Kecamatan pada awal 2025.
Meski tidak berhasil maksimal di kejuaraan pertama, Arsakha tetap tekun berlatih dan akhirnya berhasil meraih gelar juara.
"Kejuaraan seperti MilkLife Archery Challenge ini sangat positif karena selain memotivasi anak-anak untuk berlatih, juga membuat mereka lebih aktif dan jauh dari gadget," ungkap Qhorik.
Baca Juga: Garuda Pertiwi Lolos Perempat Final Piala Asia Futsal Putri 2025, Begini Reaksi Luis Estrela
MilkLife Archery Challenge 2025 Seri 1 membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak talenta muda dalam dunia panahan.
Dengan rutin diadakan setiap tahun, kejuaraan ini menjadi ajang yang sangat penting untuk mencetak atlet berbakat yang kelak akan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Keberhasilan para juara, baik individu maupun tim, menjadi bukti bahwa masa depan olahraga panahan Indonesia sangat cerah. (Trq)