HARIAN MERAPI - Petenis peringkat enam dunia Ons Jabeur dikalahkan 6-4, 6-4 oleh petenis Ceko yang tidak diunggulkan Marketa Vondrousova, Sabtu (15/7/2023).
Ons Jabeur menyebutkan, kekalahan ketiganya di final Grand Slam sebagai yang "paling menyakitkan" dalam kariernya.
Satu tahun sebelumnya ia kalah di final Wimbledon dari Elena Rybakina.
Baca Juga: Semester pertama 2023, penjualan ritel Daihatsu naik 12,9 persen atau mencapai 102 ribu unit
Rasa sakit mengikuti setelahnya ketika di US Open dia kembali menjadi runner-up, kali ini usai kalah dari Iga Swiatek.
Petenis berusia 28 tahun itu perempuan kedelapan yang kalah dalam tiga final Grand Slam pertamanya.
Namun, dia merasa terhibur karena mengetahui bahwa sejumlah legenda tenis, di antaranya Chris Evert, Kim Clijsters dan Simona Halep juga mengalami nasib yang sama sebelum merebut gelar Grand Slam.
"Akan sulit untuk berbicara. Saya akan terlihat jelek di foto jadi itu tidak akan membantu," kata Jabeur usai gagal menjadi petenis putri asal Arab atau Afrika pertama yang memenangi gelar tunggal Grand Slam, seperti disiarkan AFP, Sabtu, sebagaimana dilansir Antara.
Baca Juga: 2.000 dosis vaksin sudah siap, vaksinasi antraks sasar hewan ternak sapi di Weru Sukoharjo
"Saya pikir ini adalah kekalahan yang paling menyakitkan dalam karier saya."
"Saya berjanji akan kembali suatu hari nanti dan memenangi turnamen ini."
Mantan petenis nomor satu dunia Clijsters kalah di final French Open 2001 dan 2003, perebutan gelar US Open pada 2003, dan final Australian Open pada 2004.
Namun, petenis Belgia itu akhirnya mengakhiri kariernya dengan memenangi empat turnamen major, yang pertama di New York pada 2005.
Baca Juga: Menguak fakta dan motif mutilasi di Turi Sleman, usai pelakunya tertangkap
"Saya sangat mencintai Kim. Dia adalah inspirasi besar bagi saya," ujar Jabeur yang melihat Clijsters di belakang layar Centre Court.