-
Penampilan rampak kendang Bahana Dirgantara di Alun-Alun Wates. LAGU Manuk Dadali mengawali penampilan Kelompok Rampak Kendang dan Rampak Sekar Bahana Dirgantara dari STTKD Yogyakarta dalam acara Dies Natalies lembaga pendidikan tersebut di Alun-alun Wates, 8 April lalu. Semangat para pemainnya, seketika mampu menghidupkan suasana, menghilangkan rasa bosan penonton yang sempat menunggu lama. Pemain rampak kendang dan rampak sekar yang tampil menghibur masyarakat Kulonprogo tersebut merupakan taruna-taruni STTKD Yogyakarta. Satu-satunya seniman yang terlibat hanyalah pelatih rampak kendang dan rampak sekar, Chepi Irawan. Kendati demikian, penampilan kelompok ini begitu apik, membuktikan adanya bakat seni yang dimiliki setiap pemain. “Kita berasal dari program studi yang berbeda-beda, tapi seluruhnya memang suka berkesenian,” kata Ketua Kelompok Rampak Kendang dan Rampak Sekar Bahana Dirgantara STTKD Yogyakarta, Gufron Prasetya, usai tampil. Penampilan Bahana Dirgantara diawali dengan rampak sekar atau semacam paduan suara yang membawakan sejumlah lagu. Nyanyian demi nyanyian disimak penonton dengan seksama, terlebih penampilan mereka tepat di antara dua panggung sebagai tempat duduk tamu kehormatan. Tepuk tangan seketika menggema, mengiringi langkah undur diri para pemain rampak sekar. Beberapa saat kemudian, para pemain rampak kendang unjuk kebolehan. Pemain rampak sekar yang sebelumnya tampil pun ambil bagian, membuat penonton semakin terhibur. Dengan penuh semangat, para pemain menepuk kendang sambil bersorak. Sesekali, mereka bahkan berjoget mengiringi irama. Menurut Gufron, jogetan tersebut hanyalah gerakan spontanitas yang disesuaikan dengan irama musik. ”Kami terbawa suasana penuh semangat yang tercipta sehingga berjoget riang di sela menabuh kendang,” katanya. Masing-masing pemain berhasil membawakan peran dengan maksimal dalam penampilan ini. Sebagian besar menabuh kendang, sebagian lain menyanyi, lalu ditambah drumer dan gitaris. Sebagai pelatih, Chepi Irawan turut ambil bagian. Ia memaksimalkan penampilan kelompok asuhannya dengan bermain seruling. Tidak hanya Manuk Dadali, sejumlah lagu nusantara dibawakan Bahana Dirgantara dalam penampilannya, di antaranya Yamko Rambe Yamko dan Suwe Ora Jamu. Ada alasan menarik yang membuat kelompok ini memilih membawakan lagu nusantara dalam penampilannya. “Kita ini mahasiswa dari berbagai daerah yang bersatu dengan bersekolah di Yogya. Lagu nusantara yang dibawakan menunjukkan bahwa dalam keberagaman, kami tetap bersatu untuk Indonesia,” imbuh Gufron. Kesempurnaan penampilan Bahana Dirgantara, menurut Gufron diperoleh dari beberapa kali latihan. Kelompok seni ini bahkan sudah sempat tampil mengisi berbagai acara di banyak tempat di DIY. (Unt)