-
Wahyu Utami, Sutradara 'The Unseen Word'. Foto: Muclis Choirul Anwar
FILM dokumenter The Unseen Word, karya Wahyu Utami Wati diputar dalam Festival Film Dokumenter (FFD) 2017, Senin (11/12/2017) malam. Mengusung cerita kelompok ketropak Distra Budaya yang beranggotakan disabilitas netra, film tersebut menceritakan aktifitas kelompok Distra Budaya sebelum mementaskan ketroprak. Film berdurasi 27 menit ini sebelumnya telah meraih penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) kategori film pendek dokumenter terbaik 2017.
Menceritakan tentang kelompok ketoprak Distra Budaya, film ini menyorot latihan rutin para anggota dan persiapan pentas ketoprak sederhana. Sepinya pementasan tidak menyurutkan semangat anggota Distra Budaya untuk tetap berlatih kethoprak. Suatu hari mereka memiliki ide untuk membuat pementasan untuk diunggah di situs Youtube, supaya bisa dinikmati oleh orang awas (orang yang bisa melihat) dan makin dikenal oleh masyarakat luas.
Sutradara The Unseen Word, Wahyu Utami mangungkapkan, ide pembuatan film dokumenter tersebut muncul dari realita titik-titik yang tidak terlihat namun digunakan untuk membantu difabel netra untuk membaca. Melalui riset yang panjang, barulah pada tahun 2016 Uut, sapaan akrab Wahyu Utami tertarik untuk membuat karya dokumenter difabel netra yang tergabung dalam kelompok Distra Budaya.
"Dari riset itu saya merasa terkesan dengan pertunjukan ketoprak yang tidak biasa, karena semua pemainnya adalah penyandang tunanetra. Waktu itu impresinya luar biasa melihat mereka. Saya yang bisa melihat, dihibur oleh mereka yang punya keterbatasan dalam melihat. Selain itu lelucon-lelucon yang ditampilkan juga sangat menghibur," ungkap Uut saat ditemui di Institut Prancais Indonesia (IFI), Yogya.
Namun pada saat itu, dirinya belum terpikirkan untuk membuat film dokumenter. Baru pada 2016 dirinya akhirnya memutuskan untuk membuat film dokumenter tersebut. Berawal dari tawaran salah satu anggota Distra Budaya, Hardjito yang berkeinginan kelompoknya difilmkan agar dapat dilihat masyarakat luas. (C-2)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi