Salah satu adegan dalam pentas teater Ular Tangga.
TEATER selama ini sering dipentaskan di gedung pertunjukan. Namun, berbeda dengan yang dilakukan seniman dari Riau ini. Mengambil judul 'Ular Tangga', pementasan dilakukan di rumah Ketua RW 1 Dusun Cageran Desa Tamanmartani Kalasan Sleman, Sabtu (5/1) malam.
Ade Puraindra selaku sutradara mengatakan, teater ini berkisah tentang pasangan suami istri, Tembaga dan Yato. Tembaga, sesuai namanya adalah unsur besi namun kuat dan lentur. Sedangkan Yato adalah keturunan China.
"Perbedaan karakter antar keduanya mampu membangkitkan emosi penonton. Selain itu juga membuat suasana pertunjukan menjadi lebih cair," ujarnya sebelum pementasan berlangsung.
Meskipun memberitakan tentang pasangan suami istri, namun pesan moral tentang kebhinekaan, budaya dan perjuangan hidup manusia tetap kuat. Hal itu pula yang menjadikan alasan Ade memberi judul karyanya dengan Ular tangga.
"Ular tangga adalah perbaikan yang tidak pernah usai. Menghubungkan titik ke titik yang lain. Dari sana, kita sekaligus mengajak penonton untuk mendalami makna kebhinekaan," katanya.
Selain Yogyakarta, masih ada 20 kota di 20 propinsi di Indonesia yang menjadi tempat pertunjukan. Antara lain, Wonosobo, Solo dan Jakarta. Selain dalam negeri, pertunjukan serupa juga akan melintasi delapan negara. Seperti Rusia, Spanyol hingga Perancis.
Pemilihan lokasi yang jauh dari kota, memiliki alasan tersendiri. Ade ingin memasyarakatkan teater. Untuk itu lokasi yang dipilih juga cenderung daerah pinggiran. "Harapannya dapat memasyarakatkan tentang seni pertunjukan, khususunya teater," imbuhnya. (Awh)