-
M.Wiharto MA sedang memberikan pengarahan sebelum gladi kotor dilaksanakan. BAGI Muhammadiyah dakwah kultural bukan sesuatu yang baru dalam melaksankan amar maruf nahi mungkar. Selama ini banyak anggapan Muhammadiyah dipandang tidak kompromi dengan budaya dan seni, tudingan semacam itu tidak benar. Banyak warga Muhammadiyah yang berkiprah dalam kesenian dan melestarikan budaya, tentunya budaya yang sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh perserikatan. Bahkan saat ini banyak sekolah-sekolah milik Muhammadiyah yang memiliki gamelan lengkap. Demikian diungkap Wakil Ketua PWM DIY Bidang Lembaga Seni Budaya dan Olahraga, M. Wiharto MA, di sela gladi kotor pementasan Ketoperak Millenial Mimis Kencono, di Concert Hall TBY, Senin (29/10) malam. Menurut Ustadz Wi, demikian biasa disapa, dakwah dengan menggunakan kebudayaan akan lebih fleksibel dan lebih humanis serta terasa sejuk dan justru lebih mengena. Sehingga konsep tontonan bukan hanya sebagai hiburan semata, namun mampu dijadikan tuntunan bagi kehidupan bermasyarakat yang nantinya akan menuju pada tercapainya tatanan masyarakat yang lebih baik. "Berdakwah lewat kebudayaan akan terasa lebih flesibel, namun ada kaidah dan pakem yang harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan Muhammadiyah," papar Ustadz Wi. Dalam pandangan dia, ketoprak yang mengangkat sejarah perjuangan Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah satu bukti bahwa Muhammadiyah memiliki kepedulian terhadap kelestarian budaya. Ketoprak menurut dia, merupakan seni pertunjukkan rakyat yang memiliki akar kuat dalam tradisi berkesinian di semua kalangan masyarakat Jawa. Dan Muhammadiyah sudah melakukannya untuk kesekian kalinya menggelar pentas ketoprak yang disesuaikan dengan konsep kekinian, tentunya mengikuti perkembangan zaman yang berkemajuan. Sementara itu penanggung jawab pementasan Ketoprak Millenial Mimis Kencono, Akhir Lusono S.Sn. MM menjelaskan pementasan ketoprak ini merupakan kerja besar yang melibatkan banyak pihak terkait dalam persarikatan Muhammadiyah, terlebih lagi PWM DIY. Selain akan melibatkan jumlah pemain dan krew pendukung pementasan yang besar, pentas ini akan dihadiri oleh seluruh PCM dan PDM se DIY juga para Bupati di DIY dan wali kota Yogyakarta. "Bahkan Menteri Pendidikan dan anggota DPD Afnan Hadikusumo sudah menyanggupi kesediaannya untuk hadir dalam acara pementasan ini," tutur Akhir. Menurut dia, pementasan ini merupakan salah satu bentuk dari semangat berdakwah pada masyarakat Muhammadiyah, mengingat selama ini masih ada sebagian kecil masyarakat memandang kalau Muhammadiyah kering dari nuansa berkesenian. Pementasan kali ini sebagai salah satu jawaban sekligus bukti kalau Muhammadiyah tidak alergi dengan seni dan budaya. (Teguh)