HARIAN MERAPI - Program IAS Terampil Batch 2 yang digelar PT Integrasi Aviation Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) tidak hanya berbicara soal pelatihan teknis. Lebih dari itu, program ini menjadi jalur awal bagi warga sekitar bandara untuk masuk ke industri aviasi yang selama ini dikenal ketat dan eksklusif.
Sebanyak 30 peserta dari masyarakat sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) mengikuti pelatihan Basic Facility Care, sebuah kompetensi krusial namun jarang disorot publik, padahal menjadi tulang punggung kenyamanan dan keselamatan operasional bandara.
Menariknya, peserta tidak hanya mendapatkan materi teknis perawatan fasilitas dan standar keselamatan kerja (K3), tetapi juga dibekali soft skill dan budaya layanan hospitality khas InJourney Group. Pendekatan ini menegaskan bahwa pekerja bandara tidak cukup hanya bisa kerja, tetapi juga harus memahami standar layanan kelas dunia.
Direktur Human Capital IAS, Israwadi menyebut, program ini merupakan bentuk investasi sosial jangka panjang.
Baca Juga: YCCK gandeng SOUL Community Joglosemar gelar aksi sosial di Dusun Darum, berikut kegiatannya
“Melalui IAS Terampil, kami membuka akses kompetensi bagi masyarakat sekitar bandara agar mereka punya peluang riil bersaing di industri aviasi. Ini bukan pelatihan simbolis, tapi bekal nyata,” ujarnya.
Nilai tambah utama program ini adalah sertifikasi kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang akan diikuti peserta di akhir pelatihan. Sertifikat tersebut menjadi modal resmi dan terukur saat peserta melamar kerja, baik di lingkungan IAS Group maupun di industri aviasi secara umum.
Plt Direktur SDM Angkasa Pura Support, Ricko Respati menjelaskan, meski tidak ada jaminan langsung bekerja di bandara, kepemilikan sertifikat BNSP memberikan keunggulan signifikan.
“Ketika peserta sudah tersertifikasi facility care, itu otomatis menjadi nilai plus saat mengikuti proses rekrutmen,” jelasnya.
Baca Juga: Penyintas bencana di Sumatera perlu pendampingan, begini langkahnya
Sisi lain yang menarik, program ini juga menyasar kelompok difabel, sebagai wujud komitmen IAS terhadap inklusivitas ketenagakerjaan. Langkah ini memperlihatkan bahwa industri aviasi mulai membuka ruang yang lebih setara bagi semua kelompok masyarakat.
Digelar selama lima hari dengan kombinasi materi teknis, sikap kerja, praktik lapangan, hingga uji kompetensi, IAS Terampil Batch 2 yang didukung penuh oleh PT Angkasa Pura Support (APS), menjadi contoh konkret bagaimana program CSR bisa bertransformasi menjadi pencipta peluang kerja nyata, bukan sekadar kegiatan seremonial.
Melalui program ini, IAS tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kebandarudaraan, tetapi juga menanam harapan baru bagi warga sekitar bandara untuk menjadi bagian dari ekosistem aviasi nasional. (*)