Talkshow dengan menghadirkan pakar dan keluarga anak autis.
SEWON (MERAPI) - Memeriahkan National Autism Day, AJ Entertainment
kembali menyelenggarakan Funtaustic Festival 2019, dengan mengangkat tema "We're all love, hope, and Spirit", 27-28 Juli 2019, di Kampoeng Mataraman, Sewon, Bantul.
Evy Indriani, Ketua penyelenggara sekaligus Direktur AJ Entertainment
mengatakan, tujuan kegiatan adalah menjadi platform ajang kreativitas
bagi anak autis. "Secara tidak langsung kami menjadi managemen bagi
mereka. Bakat-bakat baru ditemukan dalam ajang ini dan kami
mempersiapkan mereka untuk bekerja secara profresional sesuai bakat
mereka. Seperti Ponco (sambil menunjuk) yang berbakat main drum, kami
akan jadikan dia drummer profesional," katanya, Sabtu (27/7).
AJ Entertainment berupaya menjadi sahabat keluarga autis dan mengajak
masyarakat ikut bergabung. Di Indonesia kesadaran pada anak autis
sangat rendah. Anak dengan autis dianggap gila dan tidak bisa diterima
dengan mudah oleh masyarakat. Gelaran Funtaustic festival tahun ini
merupakan acara yang ketiga dari serangkaian 34 acara yang nantinya
akan digelar bergantian di kota besar di seluruh Indonesia dengan
menggali potensi anak di bidang seni lukis, fotografi, dan talent
show.
Menjadi sahabat keluarga autis harus totalitas. Fokus bukan saja
terhadap anak harus diarahkan menuju kreativitasnya, namun juga
penerimaan orangtua dan anggota keluarganya. Ditambah kondisi ekonomi
keluarga yang ikut mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak. "Ada
salah satu saudara anak autis yang kemarin ingin bunuh diri karena
merasa tidak diperhatikan oleh orangtuanya. Adanya anak autis dalam
keluarga membuat permasalahan menjadi kompleks, itulah mengapa kita
harus menjadi sahabat keluarga anak autis," papar Evy.
"Awalnya merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
dengan menyisihkan 10% keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kami
makin semangat karena beberapa Kementerian sangat mendukung kegiatan
ini, kami sering mendapatkan dukungan dari beberapa organisasi autism
dari luar negeri sehingga kami akan total dan serius dalam kegiatan
sampai selesai," lanjut Evy.
Evy menjelaskan untuk target ke depan akan fokus pada keluarga autis
middle-low yang berpenghasilan rendah. Pendapatan ekonomi keluarga
dengan anak autis ikut menentukan keberhasilan pengembangan
kreatifitas anak. "Sebagai sahabat keluarga autis, akan kami berikan
pelatihan dengan mendatangkan pelatih yang mumpuni dibidangnya seperti
membuat kerajinan, souvenir, dan makanan. Kami juga yang akan
memasarkan produk tersebut sehingga tidak sekedar membuat," imbuhnya.
Eka Soni, perwakilan Direktorat masalah kesehatan jiwa dan anak,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia turut hadir dalam acara
tersebut. Soni mengatakan pihak Kementerian sangat mendukung dan
mengapresiasi dalam kegiatan tersebut. "Harapannya acara ini
disaksikan oleh seluruh lapisan masyarakat seperti PMR, karangtaruna,
biker, club sepakbola dan yang lainnya sehingga pemahaman terhadap
anak autis dapat dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat karena
autisme adalah pekerjaan rumah bersama," ujarnya