Penggunaan Obat Jangka Panjang Tidak Berbahaya, Asalkan....

photo author
- Kamis, 2 Juni 2022 | 10:45 WIB
ilustrasi ginjal (pixabay)
ilustrasi ginjal (pixabay)



harianmerapi.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyampaikan soal pengaruh konsumsi obat terhadap kondisi ginjal.


Dalam akun twitter pribadinya yang dikutip harianmerapi.com Kamis (2/6/2022), Prof Zubairi Djoerban menyampaikan, selain obat pereda nyeri atau NSAIDs, masih ada lagi obat yang berisiko ganggu ginjal.


Menurutnya obat yang digunakan jangka panjang tidak bahaya asalkan sesuai indikasi dan kondisi pasien.

Baca Juga: Teror Penembakan Massal Terjadi Lagi di AS, Tiga Orang Tewas Diserang di Rumah Sakit Wilayah Tulsa Oklahoma


Obat apa lagi yang berisiko ganggu ginjal ?


"Obat HIV/AIDS untuk orang tertentu bisa mengganggu ginjalnya. Lalu obat antibiotik, obat darah tinggi,dll," terangnya.


Namun, kata Zubairi Djoerban, bisa mengganggu jika memulai dan menghentikan obatnya tanpa konsultasi dengan dokter.

Baca Juga: Pasutri Bikin Laporan Palsu, Ngaku Kehilangan Motor Biar Terhindar dari Tagihan Leasing


Bagaimana dengan penggunaan obat jangka panjang ?


"Tidak bahaya jika penggunaannya sesuai dengan indikasi dan kondisi pasien," jawab Prof Zubairi Djoerban.


"Intinya, yang harus dihindari adalah mengonsumsi obat jangka panjang tanpa petunjuk dokter," tambahnya.

Baca Juga: Timnas Main Imbang Lawan Bangladesh, Shin Tae-yong Minta Maaf


Bagaimana kalau pindah-pindah dokter ?


"Ini juga berisiko. Setelah dokter A, B, C, biasanya dokter D (yang terakhir) biasanya tidak begitu tahu obat apa yang pernah diberikan kepada pasien. Karena beberapa pasien tidak bilang, dan obat yang digunakan juga tidak tercatat," jelasnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X