lifestyle

Kapan demam pada anak dianggap wajar atau normal, simak penjelasan ahli

Kamis, 27 Juli 2023 | 10:30 WIB
Ilustrasi seorang ibu memeriksa suhu anak (ANTARA/Pexels/Gustavo Fring)

HARIAN MERAPI - Kapan demam anak dianggap wajar atau dalam batas normal ?
Secara kuantitatif, demam anak dianggap wajar bila terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun.


Demikian penjelasan konsultan alergi imunologi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K) dalam webinar perihal gizi pada Rabu.


Ia berpendapat demam seorang anak masih dianggap dalam batas normal apabila terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun.

Baca Juga: Atmosfer Mencekam Legenda Urban 'Ariyah dari Jembatan Ancol' di Panggung Taman Ismail Marzuki

"Tetapi demamnya itu tidak berat, tidak diiringi gejala penyakit lain yang mengharuskan anak dirawat di rumah sakit, kemudian episode demamnya tidak lama misalnya satu pekan," kata dia
Molly mengatakan orangtua perlu memikirkan hal-hal yang lebih serius apabila anak mereka terus berada dalam kondisi demam selama dua pekan atau bahkan satu bulan.

Seseorang termasuk anak dikatakan mengalami demam bila tubuhnya berada di atas 38 derajat Celcius. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi ataupun kekurangan cairan. Oleh karena itu, khusus pada anak, Molly menyarankan orangtua memastikan mereka mendapatkan kecukupan cairan setiap harinya yang disesuaikan dengan aktivitas.

 Baca Juga: Rancang Strategi Penanganan Sampah, Pemkot Yogyakarta Siap Atur Penggunaan Kantong Plastik

Seperti halnya dengan demam, batuk dan pilek anak masih dianggap batas umum apabila terjadi enam hingga delapan kali per tahun. Tetapi, sambung Molly, batuk ini tidak disertai sesak, tidak sampai mengganggu atau berlangsung lebih lama.

Molly menuturkan anak pada masa pertumbuhan lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menjadi salah satu dari 10 penyakit yang tertinggi di Indonesia dengan prevalensi pada anak Indonesia sebesar 12,8 persen berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018.

Menurut dia, ISPA, demam, batuk dan pilek termasuk gangguan pada imunitas yang dapat berefek panjang hingga dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Baca Juga: KPK Sebut Kepala Basarnas Marsdya Henri Alfiandi Terima Suap Rp88,3 Miliar

Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas (sistem kekebalan tubuh) dan kognitif antara lain prebiotik FOS:GOS dan asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.

Prebiotik FOS:GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.

"Orang tua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” papar Molly.

Halaman:

Tags

Terkini