lifestyle

Mudik Lebaran, bukan sekadar 'mulih udik' tetapi punya makna lebih

Minggu, 16 April 2023 | 12:45 WIB
Petugas melayani pemudik melakukan check in di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (14/4/2023). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Munculnya istilah mudik konon berasal dari kata Mulih Dilik (pulang sebentar) yang kemudian sedikit berubah menjadi Mulih Udik (pulang kampung). Tradisi ini di Tanah Air bermula beberapa tahun setelah kemerdekaan.

Jakarta yang menjadi ibu kota negara berkembang lebih pesat dari kota-kota lain sehingga menjadi magnet bagi masyarakat di daerah untuk merantau dan mengadu nasib di sana.

Setahun sekali, baik pemerintah maupun perusahaan swasta memberi waktu libur panjang atau cuti pada saat perayaan Lebaran atau Idul Fitri. Kesempatan itu mendorong para perantau memanfaatkannya untuk pulang ke kampung halaman menengok orang tua dan sanak keluarga.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, bisnis UMKM kuker di Purworejo dibanjiri pesanan jelang Lebaran

Istilah mudik mulai populer di tahun 1970-an, ketika Jakarta menjadi satu-satunya kota besar yang menawarkan banyak peluang pekerjaan dan bidang usaha untuk memperbaiki pendapatan.

Setelah satu tahun bekerja mengumpulkan pundi-pundi rezeki, para pekerja yang berasal dari daerah menggunakan momen Lebaran untuk mudik dengan membawa hasil jerih payahnya guna berbagi kepada keluarga.

Dari kebiasaan itu, ritual mudik terus berkembang hingga sekarang yang seolah menjadi sebuah kemestian.

Tidak hanya di Indonesia, pergerakan manusia secara kolosal dari kota ke desa dalam rangka mudik juga terjadi di berbagai negara. Yang terdekat di negeri jiran Malaysia, tradisi Balik Kampung menjelang perayaan Idul Fitri juga berlangsung di sana.

Baca Juga: Berderma tidak menunggu kaya lho, berikut dijelaskan di Alquran

Sedangkan Idul Fitri di Turki dikenal dengan istilah Bayram, saat berjumpa sesama muslim warga saling mengucapkan selamat Hari Raya Bayram dalam bahasa mereka.

Arab Saudi yang memiliki Ka’bah sebagai situs paling suci bagi umat Islam, tentu perayaan Hari Kemenangan selalu meriah di tanah kelahiran Rasulullah Muhammad SAW itu. Berbagai festival digelar dan rumah-rumah warga didekorasi untuk menyambut kedatangan anggota keluarga dari perantauan.

Selanjutnya di India, Pakistan, dan Bangladesh, kehebohan arus mudik juga terjadi setiap Lebaran. Namun di India, kegiatan mudik dalam Festival Diwali sama meriahnya dengan perayaan Lebaran di negara-negara Islam.

Sementara di China, negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa, memiliki tradisi mudik menjelang perayaan tahun baru Imlek dan saat Hari Raya Idul Fitri. Di Negeri Panda itu, Lebaran dirayakan oleh sekitar 18 juta pemeluk Islam yang berada di Daerah Otonom Xinjiang dan Provinsi Yunnan.

Baca Juga: Tutup musim Liga 1 Indonesia, Persija gilas PSS Sleman 5-0, ini jalannya pertandingan

Bukan adu gengsi

Halaman:

Tags

Terkini