lifestyle

Ngopi berlebihan bisa memperburuk kondisi kecemasan lho!

Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB
Minuman kopi yang dikemas menarik sehingga menggugah selera para penikmatnya. (ANTARA/Nabila Charisty)

"Tanpa disadari, pola konsumsinya dapat meningkat. Hal tersebut tentu menjadi masalah serius yang justru dapat memicu medication-overuse headache atau sakit kepala yang muncul akibat konsumsi analgesik yang berulang dan tidak terkontrol," katanya.

Baca Juga: Amankan Natal dan Tahun Baru, Polres Sukoharjo Gelar Apel Operasi Lilin Candi 2025

Terlebih, penggunaan obat pereda nyeri kepala yang berlebihan dapat menyebabkan risiko pada kerusakan fungsi hati dan menyebabkan radang pada lambung.

Bila dilihat dari komposisinya, biasanya obat generik yang mudah didapatkan di sekitar rumah seperti di warung, mengandung parasetamol dan kafein yang berfungsi meredakan sakit kepala dan nyeri serta menurunkan demam. Bahan tersebutlah yang jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dapat berisiko menimbulkan komplikasi.

“Ini menjadi suatu permasalahan yang belum banyak dibahas. Individu yang mengonsumsi obat pil nyeri untuk meredakan sakit kepala, biasanya berpotensi mengonsumsi lebih sering. Dari satu hari sekali, menjadi 2 kali sehari, 3 kali sehari, sampai 3 kali 2 butir sehari dan seterusnya,” ungkap dokter Kevin.

Kondisi tersebut menurut dokter Kevin sering tidak disadari pasien karena keluhannya tampak seperti sakit kepala biasa, padahal kejadian tersebut terjadi akibat perubahan sensitivitas sistem saraf pusat terhadap obat.

Padahal, parasetamol memiliki batas maksimal 4 gram per hari atau sekitar delapan butir.

Untuk itu, dokter Kevin menganjurkan tidak semua keluhan pusing atau sakit kepala langsung diatasi dengan membeli obat bebas hingga mengurangi ketergantungan dengan meminum kopi.

"Sebab, sakit kepala adalah penyakit yang sering terjadi pada setiap orang, dan biasanya jika beristirahat tentunya keluhan ini akan menghilang dengan sendirinya. Namun, bila sakit kepala cenderung tidak lekas membaik setelah beristirahat, maka individu perlu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mencegah risiko penggunaan obat yang salah," demikian kata dr.Kevin Mulya S, Sp.N-FMIN.(*)

Halaman:

Tags

Terkini