HARIAN MERAPI - Media social atau medsos telah merambah ke mana-mana, termasuk ke sector kehidupan masyarakat.
Hampir setiap hari kita mengonsumsi informasi dari media social. Akibatnya, bila informasi tersebut tidak tepat bisa mempengaruhi Kesehatan mental.
Dokter perawatan anti penuaan sekaligus kreator konten kesehatan, dr. Clarin Hayes, M.Biomed (AAM), membagikan sejumlah kiat yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dari tingginya paparan konten media sosial.
Baca Juga: Sumardji Mundur sebagai Manajer Timnas Indonesia
Clarin menjelaskan bahwa era digital membawa berbagai dampak terhadap psikologis seseorang, mulai dari kecanduan media sosial, fear of missing out (FOMO) atau rasa takut tertinggal dari tren tertentu yang ramai diperbincangkan, dan kecemasan karena membandingkan diri sendiri dengan apa yang dilihat di media sosial.
"Studi juga menunjukkan media sosial meningkatkan angka kecemasan, depresi dan rasa kesepian," kata Clarin dalam acara "Temu Nasional Pegiat Literasi Digital 2025" di Jakarta Selatan, Selasa.
Ia menambahkan, sejumlah riset juga menemukan hubungan antara aktivitas di ranah daring dengan rasa kesepian. Menurutnya, bersosialisasi secara daring tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi tatap muka. Komunikasi digital cenderung bersifat dangkal dan tidak membangun ikatan emosional sekuat pertemuan langsung.
Selain itu, paparan informasi yang berlebihan dari media sosial juga dapat memicu cognitive overload. Kondisi ini membuat seseorang mengalami gangguan fokus, mudah terdistraksi, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Baca Juga: Gagal Total di SEA Games 2025, PSSI Akhiri Kerja Sama dengan Indra Sjafri
Ia juga mengingatkan adanya risiko stres digital kronis. Stres berkepanjangan, kata dia, terbukti secara ilmiah dapat mempercepat proses penuaan dan menurunkan kualitas kesehatan.
Untuk menjaga kesehatan mental di tengah paparan konten media sosial, Clarin membagikan sejumlah langkah praktis. Pertama, menyediakan waktu khusus yang benar-benar bebas dari aktivitas digital, seperti membaca buku atau menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang terdekat.
Selain itu, mengevaluasi jenis konten yang sering muncul di media sosial juga dinilai penting. Ia menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi konten yang bersifat edukatif dan memberikan motivasi untuk diri sendiri.
Kemudian, ia menekankan pentingnya intentional connection, yakni menggunakan gawai dengan tujuan yang jelas agar tidak terbawa arus algoritma.