lifestyle

Waspadai penyakit saluran cerna dan hati, butuh terapi presisi, begini saran dokter

Senin, 15 Desember 2025 | 09:30 WIB
Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam acara RS Pondok Indah Clinical Excellence Forum “Precision, Progress, and Inovation in Gastroenterohepatology” di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (14/12/2025). (ANTARA/Niswah Qintara Rahmani)

HARIAN MERAPI- Masyarakat diimbau waspada terhadap penyakit saluran cerna dan hati.


Agar kondisinya tidak semakin parah, segera periksa ke dokter sehingga bisa tertangani dengan baik.


Berkenaan hal itu, Rumah Sakit Pondok Indah Group menggelar Clinical Excellence Forum bertajuk “Precision, Progress, and Innovation in Gastroenterohepatology” sebagai upaya memperkuat deteksi dini, ketepatan diagnosis, serta tata laksana penyakit saluran cerna dan hati.

Baca Juga: Dugaan Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi, Bus Diancam dan Dilarang Tinggalkan Lokasi Wisata Sebelum Bayar Rp150 Ribu


Forum ini digelar di tengah tingginya beban penyakit seperti hepatitis, perlemakan hati non-alkohol, gastroesophageal reflux disease (GERD), serta kanker hati yang masih kerap terdeteksi pada stadium lanjut di Indonesia.

Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group dr. Yanwar Hadiyanto, MARS., mengatakan perawatan penyakit saluran cerna dan hati mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi diagnosis maupun terapi, sehingga menuntut pembaruan kompetensi tenaga medis secara berkelanjutan.

“Adaptasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kebutuhan mendesak bagi praktisi medis. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana pembaruan wawasan dan keterampilan tenaga kesehatan di Indonesia,” ujarnya di Jakarta pada Minggu.

Forum ilmiah tersebut terbuka untuk umum dan didukung oleh Kementerian Kesehatan RI, Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), serta Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). Kegiatan ini menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pembahasan inovasi terkini di bidang gastroenterohepatologi.

Baca Juga: Bukan Bayar Vendor, Uang Calon Pengantin WO Ayu Puspita Dipakai untuk Menyicil Rumah hingga Jalan-Jalan ke Luar Negeri

Sejumlah pakar menyoroti penerapan precision medicine dalam penanganan penyakit seperti sirosis dan kanker hati yang selama ini membutuhkan biaya besar dan penanganan kompleks.

Dalam forum tersebut ditampilkan dua sesi live case demonstration, yakni Endoscopic Ultrasound (EUS) Guided Intervention oleh Dr. dr. Hasan Maulahela, Sp.PD., Subsp.GEH(K), serta prosedur Microwave Ablation oleh Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD., Subsp.GEH(K), yang memperlihatkan pemanfaatan teknologi terkini dalam penanganan penyakit cerna dan hati.

Prof. Rino menjelaskan bahwa terapi presisi bersifat minimal invasif dengan durasi tindakan relatif singkat, kerusakan jaringan yang minimal, serta waktu pemulihan yang lebih cepat.

Baca Juga: Curhat Pengungsi di Aceh Tamiang: Menolak Bantuan Uang, Mengaku Lebih Butuh Mukena untuk Ibadah

Menurut dia, microwave ablation dapat memberikan hasil yang sebanding dengan tindakan operasi pada kondisi tertentu, dengan proses pemulihan yang lebih singkat.

Halaman:

Tags

Terkini