lifestyle

Ini kaitan kesehatan mental dengan pengambilan keputusan finansial, simak penjelasan psikolog

Kamis, 4 Desember 2025 | 18:40 WIB
Psikolog klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog menyampaikan financial coping dalam diskusi temu media di Jakarta, Selasa (2/12/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)

 

HARIAN MERAPI- Adakah hubungan antara Kesehatan mental dengan pengambil keputusan finansial ?


Menurut psikolog, hubungannya sangat erat. Kesehatan mental membantu ambil keputusan finansial.


Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog mengingatkan bahwa kondisi kesehatan mental yang baik berpengaruh terhadap kemampuan dalam pengambilan keputusan finansial.

Baca Juga: Tekuk Brentford 2-0 Lewat Gol Merino dan Saka, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen

Menurut Disya, pengambilan keputusan finansial dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya kondisi kesehatan mental, sehingga jika kesehatan mental tidak turut diprioritaskan, maka masalah justru bisa muncul pada proses pengambilan keputusan.

“Jadi sebenarnya banyak uang pun belum tentu bisa membeli kebahagiaan apabila tidak dibarengi dengan kondisi kesehatan mental yang optimal. Karena bisa jadi tadi pengambilan keputusannya, jadi foya-foya atau belanja sesuatu yang tidak dibutuhkan dan lalu disesali,” kata Disya dalam diskusi temu media di Jakarta, Selasa.

Psikolog yang juga berpraktik di Mayapada Medical Center Kuningan Jakarta itu menjelaskan ketika seseorang dalam kondisi mental yang stabil, ditandai seperti memiliki kualitas tidur cukup, stres yang terkelola dengan baik hingga emosi yang seimbang.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda dan Shio Kambing besok Kamis 4 Desember 2025, berhati-hatilah terhadap bahaya tersembunyi

Kondisi itu, lanjut Disya, membantu seseorang membuat rencana, menahan dorongan untuk mengambil keputusan yang cepat, mengevaluasi risiko jangka panjang, dan berpikir yang dengan lebih strategis.

Sementara itu, ketika seseorang dalam kondisi stres dapat mengubah persepsi terhadap risiko dan membuatnya lebih rentan mengambil keputusan ekstrem.

Disya mengatakan berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa saat dalam kondisi stres, seseorang cenderung mencari jalan keluar yang cepat untuk meredakan ketidaknyamanan, termasuk lewat tindakan yang memberi rasa senang sesaat.

“Dalam kondisi stres pengen cepat keluar dari situasi itu, perlu sesuatu yang bikin merasa bahagia. Padahal bisa jadi itu adalah ilusi. Jadi terlalu berani atau high risk decision atau terlalu takut, menghindari keputusan penting kayak investasi, nabung, atau bayar utang, jadi pinggirkan dulu, sampai sesuatu yang sifatnya kewajiban pun tidak terlaksana,” ujar dia.

Baca Juga: Kasus Prostitusi Online dengan Korban di Bawah Umur Diungkap Polres Boyolali

Halaman:

Tags

Terkini