Ia merekomendasikan suplementasi untuk kelompok bayi.
“Bayi 0–12 bulan dianjurkan mendapat suplementasi vitamin D 400–600 IU per hari. Untuk anak lebih besar, kebutuhan dapat dipenuhi melalui ikan laut, keju, minyak ikan, jamur, atau suplementasi bila diperlukan,” jelasnya.
Defisiensi vitamin D pada ibu hamil juga memengaruhi tumbuh kembang janin. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSIA Bunda dan RSU Bunda Morula IVF Jakarta, dr Merry Amelya Puspita Sidabutar, Sp.OG, mengatakan kebutuhan vitamin D meningkat sejak program hamil hingga menyusui.
“Vitamin D memiliki peran esensial dalam mendukung sistem reproduksi dan kehamilan yang sehat. Maka dari itu, konsultasi rutin dan pemeriksaan kadar vitamin D menjadi langkah awal untuk memastikan kesehatan ibu dan janin,” ujarnya.
Pharma Marketing Deputy Director Kalbe Farma, dr Selvinna, M.Biomed, menilai literasi vitamin D di masyarakat masih rendah.
“Status vitamin D yang rendah dapat memengaruhi kualitas hidup anak secara keseluruhan, mulai dari imunitas hingga perkembangan otak,” katanya.
Sementara itu, aktris Asmirandah dalam kesempatan itu turut membagikan pengalamannya memberikan vitamin D pada anak sejak lahir untuk menunjang kesehatan tulang dan imunitas.
"Sejak anak saya lahir, saya rutin memberikan vitamin D untuk mendukung tulang, imunitas, dan kesehatannya secara keseluruhan," katanya menambahkan rutinitas tersebut membantu tumbuh kembang anak menjadi lebih cepat serta menjaga daya tahan tubuhnya.
Baca Juga: Kasus Prostitusi Online dengan Korban di Bawah Umur Diungkap Polres Boyolali
Para dokter mengimbau orang tua lebih proaktif memantau kecukupan vitamin D anak sebagai bagian dari upaya mencegah stunting dan gangguan kesehatan terkait kekurangan gizi.*