lifestyle

Begini penyesuaian waktu antara sarapan dengan olahraga pagi, simak penjelasan ahli

Jumat, 26 September 2025 | 11:30 WIB
Arsip Foto - Warga berolahraga pagi di ruang terbuka hijau Udayana, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/8). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)


HARIAN MERAPI - Bagaimana menyelaraskan antara waktu olahraga dengan sarapan pagi ?


Ahl gizi menyebut perlunya penyesuaian waktu sarapan dengan olahrga pagi. Seperti apa ?


Ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Yudhi Adrianto, S.Gz., SE, MKM, AIFO menyarankan penyesuaian waktu sarapan dengan waktu olahraga pagi berdasarkan tujuan latihan fisik yang ingin dicapai.

Baca Juga: Dukung Industri Musik dan Budaya, JNE Jadi Official Logistics Partner Konser Snada Indonesia

"Makan itu dilakukan sebelum atau sesudah olahraga, terutama nih kalau pagi, tergantung tujuannya. Kalau kita lihat lagi, tujuan olahraga macam-macam," kata Yudhi ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Kamis.

Menurut dia, pengaturan waktu sarapan dan olahraga pagi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari latihan fisik yang akan dijalani, apakah untuk membakar lemak, meningkatkan performa, atau membentuk otot.

Jika hendak berolahraga untuk meningkatkan performa seperti melakukan latihan beban atau meningkatkan masa otot, Yudhi mengatakan, maka sebaiknya sarapan ringan terlebih dahulu sebelum memulai latihan.

"Sarapannya tentu saja yang harus mengandung karbohidrat dan protein. Kita harus me-loading karbohidrat untuk mendukung performa dan mengurangi kerusakan otot," katanya.

Baca Juga: Kwarda DIY Gelar LT-IV Tahun 2025 di Bumi Perkemahan Babarsari, 44 Regu Digembleng Selama Empat Hari

Kalau meniatkan olahraga pagi untuk membakar lemak, ia melanjutkan, maka latihan fisik bisa dilakukan sebelum sarapan untuk mendorong peningkatan oksidasi lemak.

Yudhi mengemukakan bahwa bagi individu yang mengalami obesitas atau diabetes tipe 2, olahraga pagi sebelum sarapan bisa mendatangkan manfaat seperti membantu memperbaiki profil lemak dan meningkatkan sensitivitas insulin.

"Terutama bagi pasien yang mengalami obesitas atau diabetes tipe 2, olahraga sebelum sarapan ini dilaporkan memberikan manfaat metabolik. Tetapi harus diperhatikan kondisi individual, terutama tanda dan gejala dari hipoglikemia," ia menjelaskan.

Ia mengatakan bahwa berolahraga dengan perut kosong memang dapat meningkatkan oksidasi lemak selama aktivitas, tetapi penerapannya harus dilakukan dengan memperhatikan intensitas olahraga yang dijalani dan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Menurut dia, berolahraga dalam kondisi perut kosong menghadirkan risiko seperti menurunkan performa, peningkatan rasa lelah, serta tingkat pemecahan protein otot lebih tinggi yang bisa mengurangi masa otot.

Baca Juga: Suzuki Rilis Skutik Retro Access 125, Masih Diimpor CBU dari India

Halaman:

Tags

Terkini