lifestyle

Waspadai virus RSV, sering menyerang anak-anak dan lansia, begini cara mencegahnya

Kamis, 7 Agustus 2025 | 10:30 WIB
Dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM saat menyampaikan mengenai virus yang menyerang pernafasan yakni RSV dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu (6/8/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)



HARIAN MERAPI - Banyak anggota masyaraat yang belum mengetahui bahayanya infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang sering menyerang anak-anak dan lansia.


Apa itu RSV ? Mengapa pula banyak yang mengabaikan infeksi RSV ?


Dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV), terutama yang rentan menyerang anak-anak hingga lansia.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Aries besok Jumat 8 Agustus 2025, jelajahi cinta dengan rasa petualangan dan kenyamanan

Dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu, Sukamto menegaskan bahwa RSV bukan penyakit ringan seperti yang kerap diasumsikan masyarakat.

"RSV itu merupakan ancaman kesehatan yang sering terabaikan. RSV sebetulnya sudah lama. Perlu dipahami oleh teman-teman RSV bukan penyakit ringan, bukan selesma yang seringkali kita biarkan dengan istirahat sendiri," kata dr Sukamto Koesnoe.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu menjelaskan Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.

Baca Juga: Polda DIY Tegaskan Semua Pihak Terlibat Judi Online Bakal Ditindak

"Virus ini menyebar dengan mudah melalui kontak langsung, kontak dengan penderita, bahkan melalui sentuhan pada benda yang terkontaminasi. Paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yakni bayi dan lansia," tutur dia.

RSV juga menyerang kelompok berisiko tinggi seperti bayi prematur hingga orang dengan sistem imun lemah. Faktor risiko untuk tertular dan terjadi pemberatan pada orang-orang dengan penyakit kronis, seperti jantung, ginjal, penyakit paru seperti PPOK dan asma.

Adapun salah satu gejala RSV pada anak-anak dan dewasa umumnya ditandai dengan demam tinggi. Namun, menurut Sukamto hal itu berbeda terjadi pada lansia, di mana cenderung tidak mengalami demam karena sistem imun mereka sudah menurun atau imunosenesens.

Baca Juga: Mbak Ita Sebut Seluruh Camat di Semarang Seharusnya juga Tersangka

"Sehingga kalau terinfeksi seringkali tidak demam tetapi terjadi perubahan kesadaran yang namanya sindrom delirium akut, berubah menjadi gelisah atau dia tidur saja atau yang tadinya dimensia ringan saja menjadi berat dan seterusnya," imbuh dia.

Sukamto mengatakan gejala tampak ringan seperti batuk pilek, hidung tersumbat sesak nafas diawal seringkali di masyarakat dianggap normal pada lansia.

Tak hanya itu, penyebab RSV yang menyerang pada kelompok berisiko tinggi bisa memicu komplikasi serius seperti pneumonia, radang paru akut, hingga pemburukan seperti bisa gagal jantung.

Halaman:

Tags

Terkini