teknologi

Ini temuan yang menggemparkan dunia, protein klotho bisa perpanjang usia manusia hingga 16 tahun, ini penjelasannya

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:30 WIB
Prof. Dr. Mike Chan berbicara tentang semakin pentingnya Klotho dalam pengobatan anti-penuaan, menyoroti banyaknya manfaat potensialnya bagi kesehatan dan umur panjang. (Antara/HO)



HARIAN MERAPI - Pada umumnya orang mendambakan berumur panjang dan tetap sehat.


Banyak ilmuwan yang telah melakukan penelitian dan mencari cara mencegah penuaan.


Para ilmuwan di dunia berlomba-lomba untuk mengungkapkan rahasia umur panjang dan sehat mulai dari promosikan olahraga dan tidur serta berbagai strategi untuk memperlambat penuaan.

Baca Juga: Mengejutkan, Trump akan cabut semua sanksi AS terhadap Suriah, ada apa ?

 

Sebuah studi terbaru pada tikus mengungkapkan kunci menambah usia yang setara dengan 16 tahun pada umur manusia.

Dikutip dari Medical Daily, Rabu, studi terbaru dari Universitas Barcelona menunjukkan bahwa protein yang disebut klotho menjadi faktor penting dalam studi ini.

Peneliti menemukan bahwa tikus yang disuntik dengan protein itu mampu hidup 20 persen lebih lama daripada tikus yang tidak diberikan suntikan itu.

Serta meningkatkan harapan hidup tikus 26,3 bulan menjadi 31,5 bulan. Sebagai perbandingan, klotho mampu menambah 16 tahun pada angka harapan hidup manusia yang dihitung maksimal pada usia 80 tahun.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Turun hingga Rp22.000 Per Gram

Protein tersebut tidak hanya meningkatkan umur tetapi juga tampaknya memperlambat beberapa aspek penuaan, termasuk penurunan kekuatan otot, kepadatan tulang, dan fungsi otak.

Lebih lanjut, tikus yang diberikan dosis dengan protein ini juga menunjukkan kekuatan otot dan tulang yang lebih baik, dengan kemungkinan fibrosis (jaringan parut otot) yang lebih kecil, regenerasi yang lebih baik, dibandingkan dengan yang tidak menerima pengobatan.

Meski temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Molecular Therapy tampak menjanjikan, penerapannya pada manusia mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan pengujian klinis yang ketat.

Cakupan penelitian saat ini terbatas pada tikus dapat sangat berbeda antar spesies, selain itu, sebelum terapi berbasis klotho dapat dipertimbangkan untuk manusia, terapi tersebut harus dievaluasi untuk keamanan, dosis, dan efek jangka panjangnya.

Baca Juga: Pengurus Pusat Majelis Muhyin Nufuus, Melati Suci dan Ummul Haniah Periode 2025-2030 Dikukuhkan

Halaman:

Tags

Terkini