lifestyle

Ini yang bisa dilakukan perantau yang tak bisa mudik Lebaran, bisa dicoba

Jumat, 28 Maret 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi kesehatan mental (ANTARA/Pexels)



HARIAN MERAPI - Tak semua perantau bisa mudik pada Lebaran tahun ini, tentu dengan berbagai pertimbangan.


Bagi perantau yang tidak mudik, ada saran dari psikolog agar tetap dapat menikmati Lebaran dengan hati gembira.


Sebagaimana disampaikan psikolog klinis Nena Mawar Sari, perantau yang khawatir akan merasa kesepian karena tidak mudik selama libur Lebaran bisa merencanakan aktivitas untuk mengisi libur hari raya.

Baca Juga: Pemudik Roda Empat Penuhi Dermaga di Pelabuhan Merak

"Sebenarnya kesepian itu adalah pilihan, kita bisa merasa kesepian atau tidak. Kalau tidak mau merasa kesepian, kita bisa mempersiapkan lebih awal aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan selama tidak mudik," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

"Misalnya staycation kemana...," kata psikolog klinis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya di Kota Denpasar itu.

Perantau yang tidak mudik bisa pula memanfaatkan waktu libur untuk beristirahat total atau melakukan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya tidak bisa dilakukan karena kesibukan kerja.

"Bisa untuk momen istirahat total, karena selama ini mungkin dikejar deadline, mungkin bisa berolahraga, refleksi diri dengan journaling, meditasi," kata Nena.

Nena mengemukakan bahwa tidak semua orang yang tidak bisa mudik selama libur Lebaran akan merasa tertekan.

Baca Juga: Bluebird Catat Pendapatan Rp5,04 Triliun pada Tahun 2024, Total Operasikan 24.000 Unit Armada

"Tapi, kalau misalkan dia pulangnya hanya bisa satu tahun sekali atau mungkin satu-satunya kesempatan bertemu keluarga besar hanya di momen Lebaran itu saja dan mungkin relasi dengan keluarganya enggak begitu bagus, ya mungkin akan menimbulkan stres," kata dia.

"Stresnya bukan karena enggak bisa pulang, tapi mungkin karena takut dibicarain, dikomentarin sama keluarga besar lainnya, mungkin disindir di grup keluarga. Nah, itu yang mungkin bisa bikin stres," ia menambahkan.

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Ratih Ibrahim mengemukakan bahwa ada baiknya perantau yang tidak bisa mudik menata pikiran dan hati serta berusaha bersikap realistis.

"Menata pikiran dan hati yang baik untuk meminimalkan drama hidup diri sendiri akibat perasaan-perasaan yang muncul," kata Ratih saat dihubungi ANTARA.

Baca Juga: Tekuk Osasuna 3-0, Barcelona Mantap di Puncak Klasemen LaLiga

Halaman:

Tags

Terkini