lifestyle

Inilah bahaya baterai bekas pakai terhadap kesehatan manusia

Minggu, 23 Februari 2025 | 08:30 WIB
Dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Annie Purwani memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti ujian terbuka promosi doktor di Kampus UNS Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). (ANTARA/Aris Wasita)

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yang pertama adalah pengukuran dampak lingkungan pada baterai swap 1,4 kWh dengan State of Health (SoH) 80 persen. Sedangkan yang kedua adalah penentuan kriteria dan nilai cut-off EoL untuk optimalisasi pengelolaan baterai.

Penelitian ini menghasilkan dua temuan utama. Pertama, pengukuran dampak lingkungan mengidentifikasi lima faktor utama , yakni terrestrial ecotoxicity, fossil resources scarcity, human carcinogenic, global warming dan terrestrial acidification, dengan cut-off optimal pada SoH 88 persen sebelum repair, yang mampu menekan emisi karbon hingga 1.641 kg CO2 eq dan meningkatkan efisiensi material hingga 0,94.

Kedua, ditetapkan dua kriteria cut-off Eol berdasarkan Global Warming Potential (GWP) dan Material Circularity Index (MCI), serta model prediksi penarikan baterai Eol di swap station menggunakan Response Surface Methodology (RSM).

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda dan Shio Kambing besok Minggu 23 Februari 2025, masalah keluarga Anda akan segera menemukan solusinya

"Strategi ini memperpanjang masa pakai baterai dan mengurangi dampak lingkungan, serta berpotensi diintegrasikan dengan Battery Management System (BMS) untuk recall baterai yang lebih akurat sebelum mencapai End-of-Life. Temuan ini memberikan solusi nyata bagi industri EV serta mendukung pengembangan keilmuan Sistem Logistik dan Rekayasa Bisnis dalam bidang Teknik Industri," katanya.

Sementara itu, dari ujian terbuka tersebut Annie berhasil lulus dengan predikat pujian.*

 

Halaman:

Tags

Terkini