lifestyle

Pakar sebut kualitas protein lebih banyak ditentukan kemampuan tubuh serap asam amino, begini penjelasannya

Minggu, 2 Februari 2025 | 11:00 WIB
Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Epi Taufik S.Pt M.V.P.H M.Si dalam pemaparan dan diskusi di acara Zona Main So Nice di Jakarta, Jumat (31/1/2025) (ANTARA/Fitra Ashari)


HARIAN MERAPI - Kualitas sumber protein tak hanya ditentukan oleh jumlah, melainkan pada kemampuan tubuh dalam menyerap asam amino dari sumber tersebut.


Demikian disampaikan pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Epi Taufik S.Pt M.V.P.H M.Si dalam pemaparan dan diskusi di acara Zona Main So Nice di Jakarta, baru-baru ini.


“Yang nyusun protein itu kan asam amino. Asam amino itu ada yang tidak bisa tubuh kita itu buat, maka disebut asam amino esensial, dari sisi itu yang mengandung paling balik dan lengkap asam amino esensial itu protein hewan,” kata Prof. Epi yang juga Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu Fakultas Peternakan.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Aries dan Taurus besok Minggu 2 Februari 2025, komplikasi akan muncul dalam hubungan romantis Anda

Ia mengatakan kemampuan tubuh dalam menyerap asam amino esensial dari sumber protein dilihat dari skor protein digestibility-corrected amino acid score (PDCAAS) dan digestible indispensable amino acid score (DIAAS).

Epi mengelompokkan sumber protein hewani seperti daging ayam, daging sapi, telur, dan salmon sebagai sumber protein yang memiliki skor DIAAS diatas 100 yang berarti kandungan asam aminonya banyak terserap oleh tubuh untuk kebutuhan memperbaiki jaringan dan zat pembangun.

Namun bukan berarti kandungan asam amino yang terdapat dalam protein nabati seperti sayur atau kacang-kacangan tidak berkualitas. Ia menjelaskan protein nabati tidak semua tercerna sempurna oleh tubuh, maka itu diperlukan protein hewani untuk melengkapinya agar tidak terjadi kekurangan gizi salah satunya B12.

“Dari sisi asam amino yang digunakan tubuh protein hewani lebih baik dari sisi keterserapan ke tubuh, kacang almond hanya 40 persen digunakan tubuh,” kata Epi.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Gemini dan Cancer besok Minggu 2 Februari 2025, sekarang saatnya untuk bertindak

Anggota Tim Pakar Badan Gizi Nasional (BGN) ini mengatakan hal inilah yang menjadi tantangan orang tua untuk memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya memenuhi asupan protein hewani dan mengurangi jajanan yang banyak mengandung bahan tambahan tidak sehat.

Berdasarkan kebutuhan asupan protein yang diperlukan berdasarkan kelompok umur, usia sekolah 7 sampai 9 tahun memerlukan 40 gram protein per hari, dan semakin bertambah usia kebutuhannya pun semakin meningkat hingga 70 gram per hari secara umum.

Sementara dari data Food and Agriculture Organization of the United Nations tahun 2023 menyebut Indonesia termasuk yang rendah dalam mengonsumsi protein hewani yaitu hanya sebanyak 29,76 gram per hari.

Baca Juga: Peruntungan Shio Monyet dan Shio Ayam sepekan mulai Minggu 2 Februari 2025, berhati-hatilah terhadap mereka yang mencoba merayu Anda

“Nah ini kan masalah ketersediaan, dan selain ketersediaan adalah keterjangkauan. Jadi, di situlah pentingnya kenapa ada program Makan Bergizi Gratis, masih banyak anak-anak kita, orang tua kita yang belum mampu membeli makan bergizi,” kata Epi.*

Tags

Terkini