HARIAN MERAPI - Ingin jadi kreator konten yang profesional ? Tidak boleh asal-asalan dalam membuat konten.
Kreator sebelu membuat konten hendaknya berdialog dengan narasumber agar kontennya tepat.
Demikian saran Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Baca Juga: Presiden Prabowo Anggarkan Rp48,8 Triliun untuk Kelanjutan Pembangunan IKN
Ia menyarankan kepada kreator-kreator konten agar dalam membuat konten dapat melakukan dialog terlebih dahulu dengan narasumber untuk menciptakan konten yang tepat.
Apalagi konten yang akan disebar nantinya mengangkat tema sensitif seperti bencana atau kemalangan, maka kreator konten perlu memastikan consent atau persetujuan dari narasumber yang terkait.
"Perlu ada dialog gitu. Betul-betul ada obrolan tanyakan 'Anda perlu gak saya buatin konten yang kayak gini? yang nanti kalau konten ini beredar, Anda dapat bantuan banyak, atau dapat simpati orang banyak. Kalau menurut dia, enggak perlu dan tidak nyaman dieskpos ya jadi tidak dikontenkan," kata Firman .
Selain mengajak narasumber terkait berdialog, Firman juga merekomendasikan bagi kreator konten dalam memutuskan untuk membuat sebuah konten yang nantinya akan banyak disaksikan oleh pengguna media sosial perlu mempertimbangkan situasi pada diri sendiri apabila ada dalam posisi yang sama.
Baca Juga: 9 Gol Tercipta, Barcelona Menang Dramatis di Markas Benfica
Pastikan tujuan dalam membuat konten tidak hanya menguntungkan diri sendiri atau mengejar trafik media sosial sehingga nantinya konten yang dibagikan tetap bermanfaat dan bisa memberi dampak baik bagi penontonnya.
"Ketika melakukan perenungan, kalau misalnya lebih banyak menguntungkan diri sendiri dibandingkan narasumbernya, atau misalnya gak ada perlunya untuk yang terkait ya gak usah (dijadikan konten)," kata Firman.
Firman juga mengatakan, kreator konten juga bisa memanfaatkan modul edukasi literasi digital yang dihadirkan pemerintah terdiri dari empat pilar, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
Modul itu bisa diakses secara bebas oleh publik melalui situs website https://gnld.siberkreasi.id/modul/
Baca Juga: Libas Lille 2-1, Liverpool Belum Terkalahkan di Liga Champions
"Itu relevan ya (untuk dipedomani), malah itu yang harus dicapai. Jadi kan adanya empat pilar itu mungkin juga berangkat dari keprihatinan juga bahwa banyak konten untuk laku atau ingin diperhatikan itu sering mengkomodifikasi atau artinya menjadi sesuatu yang bukan komoditas sebagai komoditas," kata Firman.