lifestyle

Inilah kandungan gula, garam dan lemak yang aman dikonsumsi menurut BPOM

Selasa, 2 Juli 2024 | 11:00 WIB
Tangkapan layar - Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Ema Setyawati dalam RDP Panitia Kerja Pengawasan Produk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji dengan Kandungan Gula, Garam, Lemak Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/7/2024). (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)



HARIAN MERAPI - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan literasi terkait kandungan gula, garam dan lemak (GGL) yang aman dikonsumsi masyarakat.


Masyarakat perlu mendapat literasi terkait konsumsi GGL agar aman dan jangan berlebih.


Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Ema Setyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panitia Kerja Pengawasan Produk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji dengan Kandungan Gula, Garam, Lemak Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Baca Juga: Selebrasi Timnas Australia U-16 Dinilai Berlebihan, Erick Thohir: karena U-23 Mereka Kalah Sama Kita


"BPOM juga melakukan peningkatan literasi masyarakat melalui KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) kepada masyarakat," katanya.


Selain itu, BPOM juga menghadirkan logo pilihan lebih sehat untuk memudahkan masyarakat menentukan produk pangan yang sehat. Ema menjelaskan pangan olahan dengan logo pilihan lebih sehat menandakan produk pangan terkait telah memenuhi kriteria "lebih sehat" berdasarkan kandungan gizi yang ada di dalamnya, apabila dibandingkan dengan produk sejenisnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Adapun persyaratan pencantuman logo itu meliputi pemenuhan terhadap kriteria profil gizi, mulai dari kandungan maksimum gula, garam, dan lemak, kandungan minimum zat gizi positif seperti kalsium dan serat, serta tidak menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) pemanis untuk yang dipersyaratkan kandungan gula.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono telah menyampaikan bahwa upaya memastikan produk pangan dengan kandungan GGL yang aman bagi masyarakat memerlukan kolaborasi dari seluruh pihak terkait, termasuk BPOM.

Baca Juga: Diogo Costa Jadi Pahlawan Adu Penalti, Portugal Hadapi Prancis di Perempat Final Euro 2024

 

Yudhi pun telah menyampaikan kondisi konsumsi pangan mengandung gula, garam, dan lemak di Indonesia. Ia mengatakan data dari GlobalData Q2 2021 Consumer Survey pada Juni 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tertinggi di Asia Pasifik.

"Hal ini menjadi salah satu perhatian yang sangat penting untuk diintervensi dalam pengendalian konsumsi gula di Indonesia," ucapnya.

Diketahui bahwa MBDK dapat berisiko meningkatkan kejadian obesitas, diabetes, hipertensi, dan kematian akibat penyakit jantung koroner.

Baca Juga: Sangat penting mencurahkan waktu untuk keluarga, simak ramalan cinta Libra dan Scorpio berlaku Selasa 2 Juli 2024 

Selanjutnya, Yudhi menyampaikan pula bahwa Survei Konsumsi Makanan Individu dari Litbangkes pada 2014 menunjukkan rerata konsumsi garam penduduk Indonesia 2764 mg/orang/hari. Lalu, Survei Konsumsi Makanan Individu pada 2015 menunjukkan sebesar 27 persen penduduk Indonesia sudah mengonsumsi lemak total melebihi batas rekomendasi per hari atau sudah melebihi 67 gram per hari.*

Halaman:

Tags

Terkini