lifestyle

Begini pendapat IDAI soal ASI bubuk hasil olahan

Jumat, 10 Mei 2024 | 11:30 WIB
Ilustrasi ASI (ANTARA/Wikimedia Commons/Matt Daigle)



HARIAN MERAPI - ASI perah dapat diolah menjadi bubuk setelah sebelumnya melalui metode pembekuan.


Lantas, bagaimana dari aspek kesehatan ? Masalah ini masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat.


Pengolahan ASI bubuk atau freeze-dryed belakangan menjadi kontroversi di masyarakat.

Baca Juga: Harda Kiswaya Mendaftar Bakal Calon Bupati Sleman Lewat Gerindra


Metode yang dikenal juga sebagai teknik lyophilization, dilakukan dengan tujuan memperpanjang umur simpan ASI dari semula 6 bulan di dalam freezer menjadi 3 tahun, dengan alasan penghematan ruang penyimpanan ASI dan kenyamanan ibu yang ingin terus memberikan ASI di luar masa cuti melahirkan.

Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K) mengatakan proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.

“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata Dr Naomi berdasarkan keterangan pers yang diterima, Kamis.

Baca Juga: Menag Cek Kesiapan Hotel di Madinah Jelang Kedatangan Jamaah Haji, Menu Nusantara Wajib Tersedia

 

Proses ini meliputi pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50 Celsius selama 3-5 jam, kemudian mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama 2 hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair.

Umumnya, 1 liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.

Pembekuan ASI yang lazim dilakukan pada praktik rumahan, telah diteliti dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.

Metode freeze-drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.

Baca Juga: Gagal Raih Tiket Olimpiade Paris 2024, Begini Pesan Presiden FIFA untuk Indonesia

Dengan demikian maka risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman, khususnya pada saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi.

Halaman:

Tags

Terkini