HARIAN MERAPI - Artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) menjadi pertaruhan dalam keamanan siber, sebab jika jatuh ke tangan yang salah, teknologi itu bisa digunakan untuk menjalankan serangan.
"AI adalah pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan negatif," kata National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana dalam diskusi bersama awak media di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Penjahat siber semakin memanfaatkan AI untuk mengembangkan serangan yang lebih kompleks dan sulit dideteksi.
Baca Juga: Empat kedudukan anak dalam Al-Quran, jadilah anak qurrota a’yun
Dalam era di mana komputasi awan cloud computing (komputasi awan) dan sumber daya mesin virtual semakin berkembang, perhatian terhadap keamanan siber menjadi semakin penting.
Serangan siber yang memanfaatkan sumber daya itu dapat menyebabkan gangguan layanan dan para pelaku yang kurang siap dalam industri dapat menghadapi masalah serius.
Dalam menghadapi perubahan itu, Microsoft Indonesia berinisiatif memanfaatkan AI dalam meningkatkan keamanan siber untuk mendeteksi serangan dan meresponsnya secara otomatis. Penggunaan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam mendeteksi serangan, tetapi, juga mempercepat respon terhadap ancaman tersebut.
"Dengan kata lain, AI digunakan untuk melawan AI jahat," ujar Panji.
Baca Juga: Timnas U-17 Indonesia Tahan Imbang SV Meppen dalam Uji Coba pada Pelatnas di Jerman
Panji menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat keamanan siber. Kolaborasi yang dimaksud mencakup keterlibatan pemerintah, industri dan berbagai pihak dalam kemitraan publik-privat.
Kolaborasi bisa menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan berbagi informasi tentang ancaman siber dan mengembangkan solusi bersama untuk melindungi infrastruktur digital.
Dia menambahkan Microsoft juga mengembangkan teknologi AI yang mudah digunakan dan dapat diakses oleh semua pihak untuk lebih efektif melindungi diri dari serangan siber. Selain itu, penting untuk menerapkan praktik AI yang bertanggung jawab dalam konteks keamanan siber.
Baca Juga: PSS Sleman Dihantam Cobaan Bertubi-tubi Jelang Pekan 16 BRI Liga 1, Apa Saja Cobaannya
Microsoft berperan sebagai pelopor dalam mengembangkan panduan etika dan tanggung jawab untuk aplikasi AI. Panduan itu membantu industri dan regulator dalam memastikan bahwa AI digunakan secara beretika dan bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan keamanan siber.
“Kami mengemas ini dalam bentuk sebuah panduan yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku industri maupun regulator,” kata Panji.