“Dan kalau dicermati pernapasannya itu di bagian dadanya ada tarikan dinding dada ke dalam yang menandakan anak itu sedang meningkatkan usaha nafas untuk mengatasi kekurangan oksigen yang ada di dalam tubuh. Kalau sampai berat, bisa sampai biru kemudian kejang dan penurunan kesadaran,” katanya.
Nastiti mengatakan pengetahuan untuk mengenali tanda awal pneumonia harus diketahui mulai dari posyandu, tenaga kesehatan di Puskesmas hingga kader, dengan cara menghitung napas anak selama satu menit tidak boleh lebih dari 60 kali per menit pada usia kurang dari 2 bulan.
Pada anak dua bulan sampai satu tahun frekuensi pernapasan tidak boleh 50 kali per menit dan diatas satu tahun batasannya 40 kali per menit. Dan saturasi oksigen juga perlu diperhatikan tidak di bawah 95 persen.
Kematian pada anak karena pneumonia juga bisa disebabkan karena gizi buruk dan malnutrisi berat. Maka itu penting pemberian ASI eksklusif untuk menambah antibodi pada bayi dan menurunkan risiko pneumonia.*