Selanjutnya gout yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di persendian, termasuk lutut. Serangan gout ditandai dengan nyeri hebat, kemerahan, panas, dan pembengkakan yang datang tiba-tiba, pseudogout atau kondrokalsinosis mirip dengan gout, namun disebabkan oleh penumpukan kristal kalsium pirofosfat di sendi. Gejalanya meliputi nyeri, kaku, dan pembengkakan pada lutut.
Kemudian cedera lutut lama di masa muda seperti robekan meniskus atau ligamen dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri lutut kronis di kemudian hari, bursitis yakni peradangan pada bursa, yaitu kantung berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang, otot, dan tendon di sekitar lutut. Bursitis dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan lokal.
"Selain itu, tendinitis peradangan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendinitis pada tendon di sekitar lutut dapat menyebabkan nyeri saat bergerak," ujarnya.
Bagi lansia, lanjut Ricky, perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala nyeri lutut seperti nyeri yang parah dan tidak membaik dengan istirahat, pembengkakan, kemerahan, atau rasa hangat pada lutut.
Baca Juga: PKK Salatiga Perkuat TBM per RW dan Sosialisasi Edukasi BSI
Kekakuan lutut yang signifikan, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat, lutut terasa tidak stabil atau mengunci saat bergerak, demam yang menyertai nyeri lutut, kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari akibat nyeri lutut.
Ada beberapa langkah penanganan nyeri lutut pada lansia mulai dari obat-obatan, Injeksi kortikosteroid ke dalam sendi lutut untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
"Terapi fisik, alat bantu seperti tongkat atau penyangga lutut hingga operasi seperti arthroscopy, osteotomy dan penggantian sendi lutut total," ujarnya.*