Pengobatan TBC harus dilakukan terus menerus, ini bahayanya bila pengobatan terputus

photo author
- Minggu, 1 Juni 2025 | 07:30 WIB
Pasien menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi penularan tuberkulosis atau TBC di UPTD Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/5/2025). ( ANTARA FOTO/Abdan Syakura)
Pasien menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi penularan tuberkulosis atau TBC di UPTD Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/5/2025). ( ANTARA FOTO/Abdan Syakura)



HARIAN MERAPI - Penyakit tuberkulosis atau TBC masih menjadi momok masyarakat, sehingga perlu perhatian serius.


Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh terputus. Bagaimana pengobatan terputus ? Ini bahayanya.


Sebagaimana disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subsp.Resp (K) , pengobatan tuberkulosis atau TBC yang terputus bisa membahayakan.

Baca Juga: Kesehatan jiwa dalam Al-Qur’an

"Itu ada bahayanya, bukan hanya tidak sembuh, tetapi si kuman yang sedang diobati itu menjadi kebal obat," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dalam kondisi yang disebut Tuberkulosis Resisten Obat atau TB RO, ia menjelaskan, obat anti-tuberkulosis atau OAT yang diberikan pertama kali sudah tidak bisa mengatasi kuman Mycobacterium tuberculosis di tubuh pasien.

Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.

Pengobatan tuberkulosis resisten obat membutuhkan waktu sembilan bulan sampai 24 bulan dengan tindak lanjut ketat dari tenaga medis untuk menilai perkembangan pengobatan pasien.

Pasien yang mengalami TB RO bisa menularkan kuman yang sudah kebal terhadap obat kepada orang lain dan kondisi ini menyulitkan upaya penanggulangan tuberkulosis.

Baca Juga: Ramalan zodiak Pisces berlaku sepekan mulai 1 Juni 2025, beri diri Anda waktu istirahat sementara semuanya berjalan lancar

Supaya tidak sampai mengalami TB RO, pasien tuberkulosis harus minum obat secara teratur sampai tuntas sesuai dengan standar pengobatan penyakit tuberkulosis.

Dokter Nastiti menyampaikan bahwa putus obat TBC dapat terjadi pada pasien yang lupa minum obat selama beberapa hari berturut-turut atau sering memuntahkan obat yang diminum.

Pasien tuberkulosis yang demikian dianjurkan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui apakah dia mengalami resistensi obat dan harus mengulang pengobatan.

"Bukan juga berarti sudah minum obat empat bulan teratur, kemudian satu hari lupa atau ketinggalan ketika pergi keluar kota, itu bukan berarti mulai lagi dari awal," kata dokter Nastiti.

"Dokter akan memperhitungkan berapa persentase obat yang sudah berhasil diminum, berapa yang miss (terlewat), kalau miss-nya sedikit, obat bisa tetap dilanjutkan," kata dokter konsultan respirologi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X