Ini akibatnya bila menjalani diet yang tidak nyaman, bahkan bisa sebabkan risiko stres eating

photo author
- Minggu, 2 Maret 2025 | 09:30 WIB
Dokter spesialis gizi dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK saat menjelaskan sindrom Yo-yo dalam diskusi "Diet Itu Mesti Nyaman", di Jakarta, pada Kamis (27/2/2025).  (ANTARA/Sri Dewi Larasati)
Dokter spesialis gizi dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK saat menjelaskan sindrom Yo-yo dalam diskusi "Diet Itu Mesti Nyaman", di Jakarta, pada Kamis (27/2/2025). (ANTARA/Sri Dewi Larasati)



HARIAN MERAPI - Diet harus dilakukan dengan nyaman, sebab bila tidak justru akan mengakibatkan stres eating.


Bahkan, bila diet tidak menyenangkan bisa mengakibatkan gangguan psikologi.


Peringatan tersebut disampaikan dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.


Ia menyampaikan menjalani diet tidak nyaman bisa menyebabkan risiko stres eating hingga gangguan psikologi.

Baca Juga: Jemaat St Paulus Miki Salatiga bagi takjil di pinggir jalan depan gereja

Stres eating merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalihkan rasa yang menyebabkan stres dengan makan berlebih.

Menurut Mulianah , stres eating sering terjadi ketika seseorang merasa dietnya terlalu membatasi dan tidak menyenangkan. Diet tidak nyaman juga salah satunya karena mengikuti teman, meskipun diri sendiri tidak menikmati jenis diet tersebut.

"Stres eating itu salah satunya dietnya tidak nyaman. Misalnya mungkin terlalu limitation (pembatasan) diet yang berlebihan, terlalu takut seperti itu, saya pokoknya tidak boleh makan tepung, mangga sama sekali selama diet," katanya.

"Kalau orang terlalu restriktif diet, dietnya gak nyaman, gap hunger (kelaparan) atau gap trapping-nya jadi tinggi, sehingga hormon stres-nya jadi tinggi juga. Hormon stres relatifnya ke hormon lapar," lanjutnya.

Baca Juga: Ramalan zodiak Scorpio sepekan mulai Minggu 2 Maret 2025, selaraskan kembali, isi ulang energi, dan sambut cinta

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Mayapada Tangerang ini mengatakan saat seseorang mengalami stres dan dilampiaskan dengan mengonsumsi makanan berlebih tidak boleh dinormalisasi.

"Sering nih saya temukan pasien seperti ini, 'yah dok lagi stres jadi saya makan banyak deh, tidak apa-apa ya dok'. Jangan dinormalisasi karena itu bukan sesuatu yang baik untuk kesehatan," ujarnya.

Menurut dia, menjalani diet secara ketat atau tidak nyaman juga berisko mengalami eating disorder (gangguan makan) yang bisa memengaruhi psikologis.

"Jadi ketakutan melihat makanan, saking terlalu ketatnya dietnya. Takut banget melihat nasi, setiap kali makan nasi langsung ke kamar mandi dimuntahin. Karena eating disorder ini masalahnya sudah gangguan psikologi, yang harus mendapatkan pendampingan dari psikologi," jelasnya.

Baca Juga: Ramalan zodiak Sagitarius sepekan mulai Minggu 2 Maret 2025, bukalah hati Anda, dan jalinlah hubungan yang jujur

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X