Inilah bahayanya kekurangan gizi, dapat picu komplikasi kesehatan, simak nasihat dokter

photo author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 11:00 WIB
Petugas puskesmas menyiapkan pil penambah darah untuk remaja putri (rematri) di SMP Negeri 4 Banda Aceh, Aceh, Senin (20/1/2025).   (ANTARA FOTO / Irwansyah Putra)
Petugas puskesmas menyiapkan pil penambah darah untuk remaja putri (rematri) di SMP Negeri 4 Banda Aceh, Aceh, Senin (20/1/2025).  (ANTARA FOTO / Irwansyah Putra)



HARIAN MERAPI - Para orang tua diimbau memperhatikan asupan gizi anak. Jangan sampai anak kekurangan gizi.


Menurut dokter, kekurangan gizi dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan.


Demikian disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Sukamto Koesnoe ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Polantas di DIY Bakal Dilengkapi Kamera Tubuh yang Terkoneksi ETLE


Ia mengatakan bahaya kekurangan gizi bisa berdampak memicu berbagai komplikasi kesehatan.

"Lebih mengkhawatirkan lagi, kekurangan gizi dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan. Defisiensi nutrisi tertentu bisa memperparah kondisi medis yang sudah ada atau memicu munculnya penyakit baru," kata Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Dokter Sukamto menjelaskan kekurangan gizi bisa membawa dampak serius, lantaran memiliki pengaruh pada seluruh sistem tubuh. Namun, menurut dia seseorang yang mengalami kekurangan gizi tidak selalu terlihat jelas.

"Sayangnya, kekurangan gizi tidak selalu terlihat jelas. Seseorang bisa tampak normal atau bahkan gemuk, tapi tetap mengalami defisiensi nutrisi tertentu," ujarnya.

Baca Juga: Festival Kuliner Nonhalal di Solo Jalan Terus, Pengunjung Berhijab Dilarang Masuk

Dokter Sukamto mengatakan terdapat beberapa tanda kekurangan gizi, terutama pada orang dewasa meliputi kelelahan kronis, penurunan daya tahan tubuh, dan pemulihan yang lambat setelah sakit.

"Ini seperti mobil yang diisi bensin yang tidak sesuai. Mungkin masih bisa jalan, tapi performanya tidak optimal dan berisiko rusak dalam jangka panjang," ucapnya.

Dokter Sukamto mengatakan perbaikan status gizi membutuhkan pendekatan menyeluruh, seperti perlu pola makan seimbang, gaya hidup sehat, dan intervensi medis jika diperlukan.

Dia juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebagai langkah dalam membantu mendeteksi defisiensi nutrisi sebelum menimbulkan masalah lebih lanjut.

"Perbaikan status gizi membutuhkan pendekatan menyeluruh. Tidak cukup hanya dengan makan lebih banyak atau mengonsumsi suplemen," ucap dia.

Baca Juga: Isa Rachmatarwata jadi tersangka kasus korupsi, Suahasil Nazara jadi Plh Dirjen Anggaran

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X