HARIAN MERAPI - Sebagian penggemar burung anggungan terutama perkutut lokal, derkuku dan puter pelung bergabung dalam suatu kelompok. Salah satunya, yakni ada kelompok bernama Team Jaggo.
Sebagai Ketua Team Jaggo yakni Joko Prasetyo, bertempat tinggal di kawasan Sidoarum Godean Sleman. Saat ini, ada delapan penggemar anggungan bergabung di Team Jaggo yang awalnya hanya biasa melombakan perkutut lokal.
Seiring perjalanan waktu, Team Jaggo juga biasa melombakan anggungan jenis derkuku maupun puter pelung. Suatu hal disyukuri, sebagian anggungan yang dilombakan bisa langganan juara termasuk saat ada lomba tingkat nasional.
“Sebagian anggungan andalan Team Jaggo dibeli dari peternak-peternak anggungan sudah kondang. Bahkan, ada yang kami beli ketika berhasil juara dalam suatu lomba,” ungkap Joko, baru-baru ini.
Baca Juga: Ditabrak KA Mutiara Selatan, Tubuh Warga Sleman Berceceran Sampai 1 Km di Kebakkramat Karanganyar
Dicontohkan Joko, perkutut lokal langganan juara antara lain ada yang bernama Kian Santang, Bondowoso dan Menggung Junior. Lomba perkutut lokal biasa dibedakan kategori Gacoran (tingkat kerajinan manggung) dan Irama (suara depan, tengah serta ujung).
Sedangkan derkuku langganan juara lomba, misalnya yang bernama Rengganis. Puter pelungnya, antara lain ada Kyu Kyu, Maha Bharata, Maha Dewa, Gong 2000, Maha Dewi, Putra dan Tani Baru. Semua dirawat sebaik mungkin, ada pula yang ditangkarkan.
Perawatan penting anggungan jawara, sebut Joko, seperti rutin dijemur dan pemberian pakan berkualitas. Pagi hari, ketika cuaca cerah penjemuran puter pelung dari pukul 06.30 WIB sampai kisaran pukul 08.00 WIB.
Lain halnya dengan derkuku dan perkutut lokal, dari kisaran 06.30 WIB (mulai ada sinar matahari) hingga kisaran pukul 10.00 WIB. Sebagian sangkar ada yang digantang pada tiang, digantung di depan teras maupun ditempatkan di tanah.
Adapun jenis pakan yang rutin diberikan, lanjut Joko, ia biasa menyampur sendiri beberapa jenis bijian. Pakan untuk puter pelung, yaitu campuran milet putih, menir jagung dan kacang hijau.
“Untuk perkutut lokal, cukup campuran milet putih dan jewawut. Lain lagi untuk derkuku, saya biasa menggunakan milet putih dan beras merah saja. Bagusnya lagi milet putih yang dibudidayakan secara organik,” tandasnya.
Ditambahkan Joko, khususnya puter pelung saat ini ia sudah menangkarkan enam pasang. Guna mempercepat produksi, sejak saat proses pengeraman telur dapat dititipkan di puter lokal.
Artinya pula, pengeraman dan perawatan hingga disapih berada di kandang puter lokal.