Waspadai penyakit demam berdarah di musim hujan, begini nasihat epidemiolog

photo author
- Jumat, 22 November 2024 | 10:00 WIB
 Ilustrasi - Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melakukan pengecekan tampungan air dan edukasi penerapan prinsip 3 M sebagai langkah pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (9/11/2024).  (ANTARA/Alimun Khakim)
Ilustrasi - Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melakukan pengecekan tampungan air dan edukasi penerapan prinsip 3 M sebagai langkah pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (9/11/2024). (ANTARA/Alimun Khakim)



HARIAN MERAPI - Memasuki musim hujan, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD).


Masyarakat diminta untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan, jangan sampai ada genangan.


Demikian diingatkan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: KAI Logistik Kelola 22 Juta Ton Barang hingga Oktober 2024


Ia mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Masyarakat harus waspada terhadap genangan air. Barang-barang bekas yang memungkinkan genangan air sebaiknya itu dihilangkan dan dikurangi,” kata Tri Yunis .

Miko menjelaskan, demam berdarah biasanya mengalami peningkatan kasus pada awal dan akhir musim hujan.

Pada awal musim hujan, curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Namun, pada saat hujan berhenti atau berkurang, maka nyamuk ini cenderung tidak dapat terbang jauh, sehingga penyebarannya terbatas.

Baca Juga: Hardjuno Kritik RUU Tax Amnesty Mendadak Masuk Prolegnas Prioritas tapi RUU Perampasan Aset Ditolak

Sebaliknya, pada akhir musim hujan ketika curah hujan mulai berkurang, nyamuk kembali aktif dan dapat menyebar lebih luas. Inilah mengapa puncak peningkatan kasus demam berdarah sering terjadi antara bulan November hingga Desember, serta Maret hingga Juni.

Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk (3M).

Untuk menurunkan kasus demam berdarah (DBD), menurut Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu diperlukan berbagai upaya atau intervensi yang dilakukan secara bersamaan.

“Tidak ada satu solusi tunggal yang bisa menyelesaikan masalah ini. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi vaksinasi, penerapan program 3M, serta penggunaan obat nyamuk. Semua harus digunakan,” ujarnya.

Baca Juga: Pep Guardiola Resmi Perpanjang Kontrak, Tukangi Manchester City hingga Satu Dekade

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X