Ini yang harus diperhatikan saat terapi diabetes pada anak

photo author
- Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
 Ilustrasi anak yang terkena diabetes harus menyuntik insulin.  (ANTARA/Shutterstock)
Ilustrasi anak yang terkena diabetes harus menyuntik insulin. (ANTARA/Shutterstock)



HARIAN MERAPI - Anak bisa mengalami diabetes karena berbagai sebab.


Saat melakukan terapi diabetes pada anak, penting diperhatikan kondisi psikologisnya.


Hal tersebut diingatkan Dokter Spesialis Endokrinologi Anak dari RSAB Harapan Kita, Jakarta dr Aditya Suryansyah dalam diskusi mengenai kesehatan anak dengan diabetes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Kebakaran di Ruko Mampang Tewaskan 7 Orang, Seluruh Korban Ditemukan dalam Satu Ruangan

Ia menekankan psikologis anak penting untuk diperhatikan secara intensif saat terapi diabetes untuk kesuksesan terapi.

"Mengobati anak itu bukan hanya obat saja, tapi psikologis anak, lingkungannya yang harus diterapi juga," katanya

Adit mengungkapkan terapi diabetes yang mengharuskan pengidapnya untuk melakukan suntik insulin secara rutin sesudah makan cenderung tidak disukai anak, karena bosan dalam melakukannya.

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi obat-obatan tersebut dapat menyebabkan anak merasa malu dengan teman-temannya, juga menimbulkan rasa tidak percaya diri.

Baca Juga: Peristiwa surgawi yang mulia telah tiba, begini kata ramalan cinta zodiak Gemini dan Cancer untuk Sabtu 20 April 2024

"Itu PR yang sangat berat untuk keluarga pasien dan untuk anak. Jadi banyak, kadang-kadang kalau mengobati anak DM (diabetes melitus) itu bukan hanya kita mengandalkan harus begini harus begini, tapi psikologi keluarga juga harus dinasihati, harus didukung agar anak tumbuh kembangnya sama dengan anak lain," tegasnya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan, sebut Adit, adalah dengan menjaga pola hidup dan pola makan keluarga, sehingga anak dengan diabetes termotivasi dengan melihat keluarganya, untuk menjaga pola makan dan rajin menyuntikkan insulin sesuai dosisnya.

"Jadi, kalau makan jangan dimarahi dia. Anak kamu nggak boleh makan itu, tapi bapaknya makan bakso, anaknya nggak boleh, itu salah," tambahnya.

Adit juga menganjurkan kepada orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter terkait olahraga yang boleh dilakukan anak yang terkena diabetes, karena aktif dan bergerak seperti dalam olahraga juga merupakan salah satu cara anak untuk tetap sehat, tumbuh dan berkembang, dan mengatasi rasa bosan dalam melakukan terapi.

Baca Juga: Bulan Syawal sebagai momentum yang tepat untuk membangun rasa kesetiakawanan sosial bagi semua anak bangsa

Kemudian, peran guru di sekolah untuk menjaga rasa percaya diri seorang anak juga perlu diperhatikan, agar tidak merasa stres saat belajar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X