Penderita obesitas disarankan tak pilih olahraga lari, ini sebabnya menurut dokter

photo author
- Jumat, 13 Oktober 2023 | 12:30 WIB
Ilustrasi obesitas. ( ANTARA/Pexels/Anna Tarazevich)
Ilustrasi obesitas. ( ANTARA/Pexels/Anna Tarazevich)



HARIAN MERAPI -Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi menyarankan agar penderita obestitas tidak memilih olahraga lari, karena akan memberatkan kerja sendi dan otot, terutama di bagian bawah.


Lantas, olahraga apa yang paling cocok bagi penderita obesitas ? Dokter menyarankan olahraga ringan, antara lain jalan kaki.

Demikian saran Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) dr. Aldico Juniarto Sapardan, Sp.OT di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Tim hukum jamin Syahrul Yasin Limpo tak akan melarikan diri, pertanyakan penjemputan paksa, ini protesnya

Ia pun menyarankan agar para penderita obesitas memilih kegiatan olahraga yang lebih ringan seperti berjalan kaki agar tubuh bisa kembali ke kondisi ideal.

"Jadi kalau untuk penderita obesitas, lebih baik memilih olahraga kardio seperti senam atau berjalan kaki. Apabila ingin sekali berlari, ada baiknya diturunkan dulu berat badannya lewat olahraga kardio baru nanti berlari," kata Aldico di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan lebih detail bahwa pada saat melakukan olahraga lari, kondisi tubuh di bagian bawah mengalami tekanan lebih besar dari pada saat berjalan di kondisi normal.

Pada saat berlari, lanjut dia, seseorang memberikan tekanan sebesar enam kali lipat berat badannya kepada bagian tubuh bawah saat kaki berpijak.

 Baca Juga: Polda Metro Jaya akan periksa ajudan Ketua KPK Firli Bahuri Jumat ini, ini kasusnya

Bahkan, bagi orang dengan kondisi tubuh normal, apabila terdapat teknik yang salah saat berlari, masih bisa didapati masalah seperti ankle sprain atau keseleo.

Maka dari itu, apabila kegiatan berlari dilakukan oleh orang dengan bobot tubuh berlebih, maka potensi cedera hingga masalah sendi di bagian kaki tentu akan lebih besar terjadi.

"Jadi lebih baik tidak memilih lari, karena bahaya ya risiko cederanya lebih banyak dibanding potensi untuk menjadi sehat," katanya.

Bagi penderita obesitas yang tertarik untuk berolahraga dengan tubuh bagian bawah, Kementerian Kesehatan menyarankan beberapa aktivitas fisik seperti berjalan kaki minimal 10.000 langkah per hari atau bersepeda minimal 30 menit sehari.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026, Argentina tundukkan Paraguay 1-0, ini jalannya pertandingan

Untuk kegiatan olahraga yang lebih ringan, penderita obesitas bisa melakukan senam pernapasan dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 40 menit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X