Sebab, gas air mata akan memperparah iritasi yang sudah ada. Jadi meskipun dampaknya sementara, efeknya bisa lebih berat pada kelompok rentan.
Ditambahkan Ardi, dalam kondisi darurat, langkah pertolongan pertama menjadi sangat penting, yaitu dengan penanganan sederhana yang dapat membantu mencegah iritasi semakin parah.
“Pertolongan pertama yang paling efektif adalah menjauh dari lokasi paparan dan mencuci bagian tubuh yang terkena gas air mata dengan air bersih mengalir sebanyak-banyaknya,” tandas Ardi.
Selain itu, tak ada obat penawar khusus untuk gas air mata, sehingga cara terbaik adalah membersihkan dengan air. Kalau masih terasa sesak, asma kambuh, maka harus segera ke unit gawat darurat.
Apalagi ketika ada iritasi kulit berupa kemerahan atau rasa panas, itu juga perlu segera penanganan medis. Maka, sudah selayaknya tak berlama-lama berada di area yang penuh gas air mata.
“Sebab, paparan gas air mata berulang atau berkepanjangan dapat memperparah kondisi kesehatan, terutama pada kelompok rentan,” tegas Dr dr Ardi.*