ekonomi

Indonesia diperkirakan mampu bertahan dari ancaman krisis global, karena kebijakan ekonominya adaptif

Kamis, 13 Oktober 2022 | 18:13 WIB
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto dalam penutupan The 6th ASEAN-Italy High Level Dialogue, Rabu (6/7/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)

HARIAN MERAPI - Ekonom Bank Permata Joshua Pardede menyatakan, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mampu bertahan di tengah ancaman suramnya perekonomian global. Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif.

“Fiskal kita disiplin, dimana tahun depan defisit akan kembali ke 3%, sementara negara lain berjibaku dengan tingkat utang yang tinggi. Dengan pengelolaan utang yang relatif baik, dengan kebijakan moneter yang tidak seagresif Amerika. Tambahan postur ekonomi kita sendiri sangat didorong konsumsi rumah tangga,” kata Joshua di Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Konsumsi rumah tangga berkontribusi lebih dari 50% dari total PDB nasional. Kemudian penopang berikutnya adalah ekspor.

Baca Juga: Pengalaman misteri Badi saat jadi petugas pemadam kebakaran hutan di Sumatera Selatan tahun 2009

“Artinya saat ekonomi dunia melambat, ekspor akan melambat, tetapi fakta kontribusi ekspor tidak besar daripada konsumsi,” ungkap Joshua.

Maka dari itu pekerjaan rumah pemerintah untuk menjaga konsumsi masyarakat.

“Saya kira, asal konsumsi kita tetap terjaga, pemerintah memprioritaskan belanja belanja untuk mendukung daya beli masyarakat, untuk mendukung pelaku UMKM yang notabene adalah backbone ekonomi kita sendiri,” jelas Joshua.
Dengan kekuatan ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang tepat, Indonesia diperkirakan tidak akan terlalu dalam masuk dalam resesi global.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia akan mampu menghadapi ancaman krisis ekonomi global.

Baca Juga: Hari tanpa bra. Apa yang sebaiknya dilakukan, pakai bra atau tidak saat tidur?

“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. “ kata Menko Airlangga.

Namun Ketua Umum Partai Golkar ini mengingatkan bahaya Perfect Storm, tantangan 5C yaitu Covid-19 yang belum selesai, conflict Ukraina yang berkepanjangan, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living dampak dari inflasi.

Hal senada diungkapkan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memprediksi kondisi ekonomi Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman resesi global. Pasalnya, konsumsi rumah tangga menempati porsi lebih besar dalam ekonomi Indonesia. Hal itulah yang mampu membantu mengatasi pelemahan ekonomi akibat faktor global.

"Ekonomi kita masih cukup terjaga karena 50 persen lebih ekonomi kita ditopang oleh ekonomi domestik. Makanya dengan permintaan masyarakat yang tinggi, pertumbuhan ekonomi kita masih di kisaran 5 persen," terangnya.

Baca Juga: Hari tanpa bra. Antara kenyamanan, manfaat dan kesadaran terhadap kanker payudara

Daya beli

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB