ekonomi

Imbas Tarif Trump, Ekonom Prediksi Harga Emas Mencapai 3.200 Dolar

Jumat, 4 April 2025 | 07:00 WIB
Pekerja menunjukkan emas yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

HARIAN MERAPI - Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi memproyeksikan harga emas dunia berpotensi mencapai level 3.200 dolar AS per troy ons dalam waktu dekat karena dipengaruhi oleh kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tarrif Amerika Serikat (AS).

Ia menuturkan peningkatan ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah, juga turut memperkuat tren kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai.

“Tadi pagi sempat menyentuh level 3.180 (dolar AS per troy ons) ya artinya ada kemungkinan besar dalam minggu depan ya 3.200 (dolar AS per troy ons), itu akan tercapai untuk harga emas dunia. Kenapa? Karena permasalahan tensi geopolitik yang begitu kencang ya,” kata Ibrahim dilansir dari ANTARA di Jakarta, Kamis (3/4).

Baca Juga: BRI Raih 2 Penghargaan Internasional dari The Asset Triple A Karena Konsisten Terapkan Prinsip ESG untuk Bisnis Berkelanjutan

Selain itu, ultimatum AS terhadap Iran untuk bekerja sama dalam masalah reaktor nuklir, juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan harga emas.

Sebagai informasi, melansir situs harga-emas.org, harga emas dunia saat ini berada di level 3.105,60 dolar AS per troy ons.

AS di bawah kepemimpinan Donald Trump mengenakan tarif impor khusus kepada beberapa negara yang mulai berlaku pada 9 April 2025, dengan China dikenakan tarif sebesar 34 persen, Vietnam 46 persen, Taiwan 32 persen, Korea Selatan 25 persen, Uni Eropa 20 persen, dan Swiss 31 persen.

Baca Juga: Buntut kebijakan resiprokal AS, Ekonom: Indonesia perlu evaluasi kebijakan perdagangan terhadap AS

Sementara, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.

Selain itu, Ibrahim menyoroti perkembangan di Eropa, di mana meskipun Rusia dan Ukraina telah menyepakati perjanjian perdamaian, ada dua negara Eropa yang bersiap mengirimkan pasukan untuk mendukung Ukraina.

Situasi ini meningkatkan risiko eskalasi konflik di kawasan tersebut, yang semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset aman bagi investor.

Baca Juga: Harga pangan ditarget normal seminggu setelah Lebaran

Lebih lanjut, kebijakan tarif baru AS juga berdampak negatif pada nilai tukar rupiah dan pasar keuangan Indonesia.

Ibrahim memperkirakan rupiah bisa melemah hingga menyentuh level 16.900 per dolar AS, dengan potensi menembus 17.000 per dolar AS dalam waktu dekat.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi turun 2-3 persen pada perdagangan Senin mendatang akibat ketidakpastian global yang meningkat.

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB