ekonomi

Menyambangi Desa Batuan Sukawati, Desa BRILiaN dengan Sejuta Potensi Alam dan Budaya

Senin, 2 Desember 2024 | 19:49 WIB
Desa Batuan dikenal dengan keahlian masyarakatnya dalam melukis, membuat patung, dan mengukir kayu (Dok. BRI)

HARIAN MERAPI - Desa Batuan, yang terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, lebih dari sekadar desa wisata dengan pemandangan alam yang indah.

Desa ini menggabungkan kekayaan alam dengan potensi seni yang luar biasa, menjadikannya sebagai desa yang tidak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi berbasis budaya dan keberlanjutan.

Sebagai salah satu pusat kesenian utama di Bali, Desa Batuan dikenal dengan keahlian masyarakatnya dalam melukis, membuat patung, dan mengukir kayu.

Seni lukis Batuan, dengan detail yang khas dan rumit, telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2018.

Desa ini juga memiliki sejumlah pura bersejarah, termasuk Pura Puseh Batuan, yang menjadi salah satu daya tarik wisata spiritual dan budaya yang mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: Tega sekali, anggota Polri di Bogor ini hantam ibunya dengan tabung gas hingga meninggal

Ari Anggara, Kepala Desa Batuan, menekankan bahwa desa ini bukan hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki akar budaya yang mendalam.

Ia menjelaskan bahwa nama desa Batuan berasal dari Prasasti Batuan yang mencatatkan sejarah seni dan budaya yang berkembang di desa ini.

"Desa kami adalah salah satu desa tua di Bali dengan potensi kebudayaan yang luar biasa. Banyak seni tradisional, termasuk tari dan musik, lahir dari desa ini, menjadikannya pusat seni yang penting," ujar Ari.

Masyarakat Desa Batuan terus mengembangkan bakat seni mereka melalui berbagai sanggar kesenian yang ada, menjaga tradisi sambil berinovasi.

Baca Juga: Natal-Tahun Baru 2025, masyarakat yang masuk dan keluar DIY diperkirakan 10 juta orang

Kesenian yang ada, seperti seni lukis dan ukiran, bukan hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menjadi pilar utama perekonomian desa.

Namun, desa ini tidak hanya fokus pada pengembangan seni, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan yang menjadi komponen penting dalam kehidupan sehari-hari warganya.

Desa Batuan mengimplementasikan berbagai inisiatif berbasis lingkungan, seperti pengelolaan sampah dengan model Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang diterapkan di setiap banjar (dusun).

Dengan mengolah sampah menjadi kompos, desa ini mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekaligus mendukung ekonomi lokal melalui daur ulang sampah organik.

Halaman:

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB