Perusahaan properti China ambruk dan berutang Rp4.400 triliun, begini tanggapan Jokowi

photo author
- Rabu, 9 Agustus 2023 | 20:25 WIB
Presiden RI Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri Munas REI ke XVII Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (9/8/2023).  (ANTARA/Mentari Dwi Gayati )
Presiden RI Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri Munas REI ke XVII Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (9/8/2023). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati )

HARIAN MERAPI -Ada perusahaan properti besar asal Republik Rakyat Tiongkok yang memiliki utang hingga Rp4.400 triliun sehingga menyebabkan perusahaan tersebut ambruk.

"Kita tahu di RRT ada perusahaan properti besar yang ambruk yang utangnya ngalahin APBN kita. Utangnya sampai Rp4.400 triliun. Jangan ada yang tepuk tangan," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya menghadiri Munas REI ke XVII Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Presiden menilai bahwa sektor properti dan real estate di Indonesia bisa bertahan, baik setelah dihantam pandemi COVID-19, maupun karena perekonomian global.

Baca Juga: Petung Jawa weton Kamis Pon 10 Agustus 2023, terampil bekerja apa saja, penampilan meyakinkan

Kepala Negara pun mewanti-wanti agar industri properti dan real estate di Tanah Air untuk bisa berhati-hati dalam mengendalikan dan mengatur strategi.

Menurut Presiden, perusahaan properti harus bisa memperhitungkan antara "backlog" atau kesenjangan kepemilikan perumahan rakyat dengan realisasi pembangunan.

"Semuanya harus dikendalikan berapa 'backlog' kita. Jangan hanya bangun-bangun, padahal 'backlog' kita udah enggak ada misalnya. Enggak bisa, semuanya manajemen itu harus dikendalikan, harus dikelola. Alhamdulillah di Indonesia tidak begitu, karena kebutuhan kita masih sangat besar," kata Jokowi.

Baca Juga: SuperAdventure Superpreneur Meet Up Bakal Sambangi Yogya, Gofar Hilman Siap Blak-blakan Seputar Bisnis

Presiden menambahkan bahwa saat ini "backlog" perumahan mencapai 12,1 juta dengan pertumbuhan Kepala Keluarga (KK) baru 700 ribu-800 ribu KK per tahun.

Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun, perusahaan properti China, Evergrande, berkembang secara agresif untuk menjadi salah satu perusahaan terbesar di negara tersebut dengan meminjam lebih dari 300 miliar dolar AS.

Evergrande menawarkan properti mereka dengan diskon besar-besaran untuk memastikan ada pendapatan agar bisnis tetap bertahan.

Sekarang, perusahaan itu sedang berjuang memenuhi pembayaran bunga atas utangnya. Ketidakpastian ini membuat harga saham Evergrande jatuh hampir 90 persen selama setahun terakhir.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X