HARIAN MERAPI - Rumah BUMN binaan BRI terbukti sangat efektif dalam memberdayakan pengusaha UMKM tumbuh dan berkembang.
Pemilik Erildya Cemilan Family, Enih menjadi salah satu bukti nyata hasil program Rumah BUMN binaan BRI.
Didorong dengan kemauan belajar, dan sedikit keberanian mencoba efektif membuat Enih bisa benar-benar tumbuh dan berkembang.
Dari seorang ibu yang awalnya memutar modal dari gaji suami, kini Enih menjadi pelaku UMKM yang produknya bisa dibeli di etalase modern.
Baca Juga: Tragedi Watu Togok jangan lagi terulang
Ceritanya bermula dari sebuah sudut perbatasan Kota Tangerang, dekat Masjid Al-A’zhom, lewat warung kopi sederhana. Namun, badai pandemi Covid-19 memukul usahanya. Ia pun mencari cara lain untuk bertahan.
Dari dapur rumahnya, lahirlah ide membuat keripik tradisional untuk keluarga, yang kemudian menjadi Erildya Cemilan Family.
Awalnya hanya untuk dikonsumsi secara pribadi, namun rasa gurih dan renyahnya membuat banyak orang tertarik membeli.
“Waktu itu saya cuma pikir, yang penting ada pemasukan buat keluarga,” kenangnya saat dihubungi pada Senin, (11/8/2025).
Memulai bisnis camilan secara serius sejak 2021, Enih perlahan memperluas jangkauan produknya.
Baca Juga: Aturan pembayaran royalti untuk hotel dan restoran perlu diperjelas, ini sebabnya
Kini, camilan buatannya seperti keripik tempe, seblak kering, hingga kacang kriwil sudah masuk ke toko oleh-oleh di bandara, gerai Sarinah Thamrin, dan tersebar di berbagai toko di Jabodetabek.
Bahkan, produknya telah hadir di Hypermart, dan dalam proses masuk ke Lawson.
Produksi masih dilakukan secara home made. Dalam sehari, ia bisa membuat sekitar 50 bungkus produk. Jika ada pesanan besar dari toko, ia dan keluarga akan bekerja ekstra.
“Saya yang bagian marketing, suami masih punya warung di rumah, dan malamnya kami produksi bareng. Kadang anak juga ikut bantu produksi kalau lagi libur,” ujarnya.