Pasar Makin Luas, BRI Berdayakan Kacang Nepo Jadi Camilan Khas

photo author
- Minggu, 24 November 2024 | 21:08 WIB
Camilan Kacang Nepo menjadi salah satu inovasi pengusaha lokal Desa Nepo di Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.  (Foto: Dok. BRI)
Camilan Kacang Nepo menjadi salah satu inovasi pengusaha lokal Desa Nepo di Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. (Foto: Dok. BRI)

HARIAN MERAPI - Desa Nepo di Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru Sulawesi Selatan menyimpan kekayaan alam melimpah, salah satunya adalah kacang. Kacang yang biasanya dijual mentah kini diolah menjadi produk siap konsumsi.

Adalah Suparman, pengusaha lokal yang memproduksi camilan 'Kacang Nepo'. Kacang Nepo hadir dalam berbagai varian rasa unik, seperti kacang crispy, kacang sembunyi dengan gula pasir, kacang disco, kacang tempe, dan lainnya yang menghadirkan cita rasa gurih dan renyah.

"Saya melihat banyak hasil bumi di desa ini dijual mentah keluar, sehingga tercetus ide untuk mengolahnya agar punya nilai tambah bagi masyarakat sekitar," kata Suparman memulai usahanya tersebut pada 2022.

Baca Juga: Berkat pemberdayaan BRI, Keripik Kentang Albaeta Jadi UMKM yang Berkembang Pesat

Dengan kemasan awal yang sederhana, produk ini kemudian mendapat dukungan dari BRI melalui program Desa BRILiaN di tahun 2023. BRI memberikan pelatihan dalam bidang pemasaran, kemasan, hingga penggunaan teknologi digital. Berkat pemberdayaan ini, produk Kacang Nepo kini tampil lebih menarik dan dikenal luas.

Program Desa BRILiaN dari BRI memberikan dampak signifikan bagi perkembangan usaha Suparman. Pelatihan khusus dari BRI dan kolaborasi dengan Politeknik Pariwisata membantu Suparman meningkatkan kualitas produk, terutama pada aspek rasa dan pengemasan, sehingga lebih kompetitif di pasar.

Selain itu, BRI juga membekali UMKM Desa Nepo dengan teknologi digital seperti QRIS, yang memungkinkan sistem pembayaran non-tunai dan memudahkan akses ke pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Ini bukti nyata pemberdayaan BRI kepada petani Mangga Bondowoso, mampu perluas lahan dan tingkatkan taraf hidup

"Untuk pemasaran di toko lokal dan supermarket, sekarang semakin mudah dengan QRIS," jelas Suparman.

Ia menambahkan, penggunaan teknologi ini membuat proses transaksi lebih cepat dan memudahkan konsumen dalam berbelanja.

Saat ini, Kacang Nepo yang telah menghasilkan pendapatan hingga belasan juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama bagi Suparman dan beberapa warga yang ia pekerjakan. Dengan semakin banyaknya permintaan, Suparman berharap bisa memperluas tim dan mengajak lebih banyak warga terlibat dalam produksi.

Baca Juga: Direktur Utama BRI terima penghargaan 'The Best CEO' untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities karena hal ini

"Harapannya, UMKM di desa kami semakin maju dan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya," ujarnya penuh semangat.

Suparman juga menyampaikan harapannya agar produk lokal seperti Kacang Nepo tidak hanya dikenal di lingkup lokal, tapi bisa menjadi ikon kuliner khas Desa Nepo yang dikenal lebih luas.

"Kami ingin kacang yang keluar dari desa ini dalam bentuk kemasan yang punya nilai tambah, bukan sekadar bahan mentah lagi," tegasnya. Dengan produk yang semakin diminati, Suparman bermimpi membawa Kacang Nepo ke pasar nasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X