JAKARTA (HARIAN MERAPI)- Bakal calon ketua umum KONI Pusat periode 2019-2024, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menegaskan, jika dirinya mendapat amanah menjadi Ketua Umum KONI Pusat, salah satu program prioritas yang akan dilakukan adalah menyelesaikan tunggakan gaji puluhan karyawan KONI yang sudah tujuh bulan tak dibayar.
"Begitu saya terpilih dan dilantik Menpora, saya akan bicara. Rasanya tidak adil mengorbankan mereka (karyawan-red) hanya tak komunikasi baik (dengan Menpora-red). Jadi jangan berdampak pada mereka yang di bawah. Itu akan jadi prioritas saya. Kalau pemerintah tidak bisa, baru cari jalan lain," kata Marciano dalam diskusi bertema "Olahraga sebagai Role Model Mempererat Persatuan dan Pembangunan Prestasi Bangsa" yang digelar PWI Pusat di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini juga bakal menyelesaikan persoalan cabor yang mengalami dualisme kepengurusan. Contohnya adalah induk organisasi tenis meja (PTMSI). "Masalah PTMSI, kita cobalah mereka maunya apa. Jalan sendiri-sendiri tidak menguntungkan bagi kita," ujar dia.
Pada Musornas nanti, Marciano memiliki harapan agar semua berjalan lancar. Dia juga berharap bisa terpilih karena tekadnya adalah ingin memajukan olahraga Indonesia. "Musornas KONI nanti, insan olahraga berkumpul menyampaikan pendapatnya. Mari kita tunjukkan, komunitas olahraga bisa selesaikan masalah dengan cara bermartabat. Mari kita jaga Musornas berwibawa," kata Marciano.
Turut jadi pembicara, antara lain praktisi olahraga Hifni Hasan dan Ketua PWI Pusat Atal S Depari. Hifni mengatakan, Jika Marciano terpilih jadi ketua umum KONI Pusat, maka harus melakukan terobosan. Pertama, KONI harus jadi satuan kerja (satker) atau bagian pemerintah nonstruktural.
Selain itu, jika di sepak bola ada Instruksi Presiden (Inpres) tentang Percepatan Sepak Bola Nasional, maka di KONI harus ada Inpres percepatan olahraga olimpiade. "Nanti dana pembinaan di ketua KONI sekaligus ex-officio. Itu terobosan-terobosan yang sudah saya sampaikan kepada Pak Marciano," kata Hifni.
Hifni juga meminta agar olahraga Indonesia berkiblat kepada negara tetangga, Thailand. Bukan malah ke Amerika Serikat, China atau Jerman. Menurut dia, Thailand perlu dinadikan role model karena sudah menjadi raja Asia Tenggara sejak akhir tahun 80an. Jika mengacu pada negara maju, olahraga Indonesia belum siap lantaran tak semuanya bisa dijadikan industri. (Asd)