PANASNYA DERBI DIY-Pelajar Tewas Usai Disweeping Suporter

photo author
- Jumat, 27 Juli 2018 | 21:09 WIB
MERAPI-RIZA MARZUKI Jenazah korban diberangkatkan dari rumah duka menuju ke pemakaman umum setempat.
MERAPI-RIZA MARZUKI Jenazah korban diberangkatkan dari rumah duka menuju ke pemakaman umum setempat.

-
MERAPI-RIZA MARZUKI
Jenazah korban diberangkatkan dari rumah duka menuju ke pemakaman umum setempat. SEWON (MERAPI)- Seorang pelajar, Muhammad Iqbal Setiawan (17) warga Dusun Balong, Timbulharjo, Sewon, Bantul tewas dikeroyok suporter usai derbi panas antara PSIM Yogya dan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (26/7) malam. Diduga, aksi pengeroyokan itu salah sasaran karena korban tak tergabung kelompok suporter manapun. Korban yang merupakan anak seorang polisi anggota Polsek Pleret ini dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Balong, Timbulharjo, Sewon, Jumat (27/7) siang. Ratusan warga melepas jenazah korban pengeroyokan yang terjadi di dalam laga derbi PSIM-PSS sehari sebelumnya itu. Keluarga korban berharap kasus meninggalnya Iqbal bisa diusut oleh pihak berwajib. Ditemui di rumah duka, tetangga korban, Prayoga menjelaskan, awalnya Iqbal berangkat ke stadion bersama tiga rekannya yang lain. Dua di antaranya merupakan warga Cangkringan, Sleman sedangkan satu rekan korban lain bernama Angga warga Bantul. Dari kabar yang diterimanya, Iqbal yang saat itu tidak menggunakan atribut suporter manapun terjaring sweeping sejumlah supoter di luar stadion. Sweeping dilakukan oleh beberapa oknum supporter dengan melihat identitas dan isi handphone korban. Setelah melihat HP korban, oknum supporter itu langsung memukuli korban. "Tidak tahu apa isinya (HP korban). Mungkin percakapan Iqbal dengan temannya yang seakan dia sebagai supporter tim lawan hingga memicu kemarahan pelaku," ungkapnya. Prayoga bahkan mendapat kabar bahwa salah satu teman Iqbal sempat tertangkap dalam sweeping yang dilakukan usai pertandingan tersebut. Dari tiga rekan korban, salah satu di antaranya sudah menghilang sejak sebelum pertandingan. Menurut Prayoga, pada Kamis petang usai pertandingan, Iqbal tak bisa dihubungi. Dia bersama dengan tetangga yang lain mencari keberadaan siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik salah satu SMK negeri di Bantul itu. Pencarian dilakukan di dalam kompleks stadion, namun tidak membuahkan hasil. Lalu pencarian dilanjutkan ke beberapa rumah sakit hingga akhirnya korban ditemukan berada di RS Permata Pleret dalam kondisi kritis. "Ketemu pukul 8 malam, kata dokter kondisinya kritis tapi belum meninggal," sebutnya. Prayoga menambahkan, korban mengalami luka cukup parah di bagian wajah. Selain itu juga luka memar di pundak. Bahkan putra kedua pasangan Aiptu Suradi dan Tri Wahyuningsih itu mengalami patah tulang leher. Tak lama berselang setelah dia ditemukan, korban pun dinyatakan tewas. Menurut Prayogo, selama ini Iqbal dikenal sebagai pribadi yang ceria. Kecintaannya kepada sepakbola membuatnya jarang absen dalam pertandingan sepakbola di Stadion Sultan Agung. Meski begitu, Prayoga mengatakan korban tidak ikut dalam wadah suporter manapun. Sehingga bisa dipastikan jika penganiayaan itu salah sasaran. "Dia (korban) itu hanya suka sepakbola saja, tidak ikut kelompok suporter apa-apa," imbuhnya. (C1)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
X