SLEMAN (MERAPI) - Tim Pelatih PSS Sleman mulai membeberkan antisipasi menghadapi jadwal padat di bulan Juli. Salah satunya dengan mengubah cara bermain Laskar Sembada di beberapa pertandingan. Keputusan ini dianggap paling realistis oleh Tim Pelatih lantaran menghadapi jadwal Liga 2 ditambah Piala Indonesia dengan jumlah pemain yang terbatas. Dari 24 pemain Laskar Sembada, hanya 20 orang yang siap menghadapi tujuh pertandingan di bulan Juli.   "Salah satu antisipasi dengan mengubah cara bermain anak-anak di beberapa pertandingan. Tidak semuanya harus ngoyo atau agresif sepanjang pertandingan dengan situasi yang kami alami sekarang. Sedikit hemat tenaga. Takutnya nanti malah jadi bumerang kalau ngoyo terus dengan pemain yang terbatas sekarang," beber Pelatih Kepala PSS, Seto Nurdiyantoro, Rabu (27/6).   Tim Pelatih juga menaikkan mental para pemain dengan menegaskan tidak ada pemain inti dan pelapis dalam tubuh Laskar Sembada di tengah jadwal padat ini. Pernyataan ini menuai situasi positif di ruang ganti pemain di mana mereka mulai menunjukkan sikap siap tempur sejak latihan.   "Antisipasi lainnya adalah menyamakan semua status pemain. Saya bilang tidak ada yang namanya pemain inti atau pelapis, semua sama dan bisa menjadi pemain utama. Sehingga kalau yang biasanya di cadangan dimainkan, tidak akan menurunkan performa kita di lapangan. Tinggal nanti mengatur bagaimana cara bermain tim agar tidak ada lagi yang kena cedera setelah pertandingan," tegas Seto.   Cara bermain ini akan disimulasikan ketika PSS menghadapi tim lokal Sleman sebelum berangkat ke Kalimantan. Salah satu contohnya adalah bagaimana taktik memperlambat permainan agar menghemat tenaga dan mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun. Alasan itu pula yang membuat Seto menolak ajakan uji coba tim Liga 1 beberapa waktu lalu.   Manajer PSS, Sismantoro pun mendukung langkah yang dilakukan Tim Pelatih dalam menghadapi laga ketat bulan Juli mendatang. "Kami mempercayakan sepenuhnya keputusan pemain pada pelatih. Tim Pelatih pasti sudah memikirkan masak-masak segala keputusan," komentar Sismantoro.   PSS akan membawa sekitar 18 pemain menuju tur Kalimantan mulai 5 Juli mendatang. Dua pemain yang ditinggal di Sleman harus terus latihan karena dipersiapkan menghadapi PSD Demak di Piala Indonesia. Hingga kemarin Seto belum membocorkan nama-nama yang akan dibawa menghadapi Persiba Balikpapan dan Kalteng Putra di tur Kalimantan.   Seto sendiri kemarin masih mengikuti kursus kepelatihan A AFC. "Belum ada yang pasti siapa dari 20 pemain yang akan dibawa. Jelang berangkat ke Kalimantan baru akan kami putuskan," sambungnya.   Adapun empat pemain yang kemungkinan besar ditinggal adalah I Made Wirahadi, Syamsul Chaerudin, Syahrul Kurniawan, dan Irham Irhaz. Samsul ditinggal karena masih terkendala fisik. Sedangkan I Made Wirahadi, Syahrul, dan Irham tengah menepi karena pemulihan cedera. Satu lagi pemain yang tidak bisa memperkuat PSS adalah Cristian Gonzales setelah somasi manajemen tidak ditanggapi PT LIB. Adapun Hisyam Tolle dkk kemarin berlatih di bawah asisten pelatih Danilo Fernando dan Pelatih Fisik Komarudin karena absennya Seto.   Tim Pelatih pun membuat program baru dengan kembali meningkatkan fisik para pemain. Seto mengatakan keputusan ini dilakukan setelah melihat jadwal padat dan adanya laporan kenaikan berat badan sejumlah pemain. Untuk taktik terlebih pemasifan formasi pendamping sudah selesai dilakukan dan hasilnya cukup memuaskan.   "Anak-anak kami gembleng lagi latihan fisik, di lintasan atletik Lapangan UNY dan kembali memperkuat jaringan otot mereka di pusat kebugaran. Menjalani pertandingan padat di Juli, fisik jadi faktor yang menentukan sedangkan taktik kemarin sudah cukup bagus kata pelatih kepala," beber Komarudin. (Des)