SLEMAN (MERAPI) - Manajemen PSS Sleman bereaksi terhadap rencana tatanan hidup normal baru yang digagas pemerintah. Melalui Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada (PSS) klub kebanggaan warga Sleman ini juga minta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyiapkan semacam buku panduan tatanan hidup normal khusus sepakbola. Panduan ini bagi Hempri cukup penting jika kompetisi dilanjutkan di tengah penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Kita harus siap dengan segala situasi, termasuk konsep new normal. Kami harapkan PSSI juga bisa membuat semacam panduan untuk itu (tatanan hidup baru) khususnya untuk sepakbola Indonesia, seperti apa dan bagaimana harus jelas," tegas Hempri Rabu (27/5) kemarin.
DIY sendiri bakal jadi kota percontohan tatanan hidup baru bersama Bali dan Riau. Adanya wacana dari pemerintah ini membuka peluang sepakbola di DIY kembali bergairah namun dengan protokol kesehatan ketat dari pemerintah. PSS juga berpikir demikian. Jika nantinya PSSI dan PT LIB bersepakat melanjutkan kompetisi, Hempri melihat harus ada protokol yang jelas sekaligus ketat dari pemerintah agar Covid-19 tidak menyebar ke para pemain. Proyeksi tatanan hidup normal dalam sepakbola jika liga dilanjutkan ini juga sudah dibahas Hempri bersama jajaran direksi dan manajemen dalam rapat virtual sebelum Idul Fitri.
"Sebelum Lebaran kami sudah rapat dan kami siap saja andai liga dilanjutkan dengan new normal itu. Tapi, dari awal kami mendahulukan kesehatan di atas segalanya, harapannya protokol kesehatan yang ada nanti bisa detail dan sangat ketat," sambungnya.
Namun jika tatanan hidup baru gagasan pemerintah tidak membuat liga dilanjutkan, manajemen juga sudah siap. Manajemen tetap pada pendiriannya bahwa akan menaati keputusan PSSI tentang Liga 1. Termasuk juga opsi lain seperti turnamen pengganti atau keputusan lain yang di luar proyeksi manajemen. "Dari awal sudah kami tegaskan akan menaati apa yang diputuskan oleh PSSI. Saya kembali katakan bila liga dilanjutkan harus ada protokol kesehatan yang ketat dan detail," tegas Hempri.
Saat ini PSSI dan PT LIB sendiri tengah bimbang menentukan nasib Liga 1. Sembari menunggu keputusan pemerintah tentang status bencana nasional yang batas akhirnya Jumat (29/5) besok, PSSI sendiri minta pandangan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) sebelum memutuskan nasib liga. APPI sendiri minta pada PSSI tetap melanjutkan liga dengan catatan dibuat protokol kesehatan ketat selama liga berlangsung. Protokol itu tidak hanya saat digelarnya pertandingan namun juga ketika klub menggelar latihan.
"Para pemain berharap kompetisi dapat dilanjutkan. Tentu juga harus memperhatikan protokoler kesehatan, tidak hanya pertandingan, tetapi juga saat latihan. Kami menyerahkan kepada PSSI yang saat ini menunggu info dari pemerintah terkait bagaimana nanti teknis dan format kompetisi saat dilanjutkan," tegas General Manager APPI Ponaryo Astaman. (Des)