sport

DIHUKUM RP 200 JUTA DAN PENGOSONGAN TRIBUN - Sanksi Ganda untuk PSS Diprotes Arema

Selasa, 21 Mei 2019 | 09:06 WIB
pss

-

SLEMAN (MERAPI) - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan sanksi ganda untuk PSS Sleman atas kericuhan antarsuporter yang terjadi di laga pembuka Liga 1 melawan Arema Rabu (15/5) lalu. PSS dihukum denda Rp 200 juta dan wajib mengosongkan tribun selatan selama empat pertandingan.

Tribun selatan yang biasanya diisi Brigata Curva Sud (BCS) akan kosong saat Laskar Sembada menjamu Semen Padang, Bhayangkara FC, Persebaya Surabaya, dan PSIS Semarang. Pihak PT Putra Sleman Sembada (PSS) Minggu (19/5) petang awalnya menerima sanksi itu dan menjadikannya sebagai pembelajaran. Namun hanya berselang satu jam, pihak PT yang diwakili CEO Viola Kurniawati merevisi komentar mereka.

"PSS akan mempelajari lebih lanjut atas hukuman yang dijatuhkan Komdis PSSI. Mudah-mudahan hukuman ini membuat kami semua lebih dewasa. Kedewasaan dalam bertindak menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi kita semua," imbuh Viola.

Adanya kalimat "mempelajari lebih lanjut" dari pihak PT memungkinkan adanya penolakan atau banding atas hukuman tersebut. Apalagi melihat kondisi tim yang sangat membutuhkan dorongan dari suporter, salah satunya BCS, ketika menggelar pertandingan kandang. Suporter mampu menaikan mental bertanding para pemain. Namun PSS kehabisan waktu untuk mengirimkan banding yang hukumannya bisa diperingan PSSI lantaran laga melawan Semen Padang hanya tersisa empat hari lagi. Jika banding jadi solusi, butuh waktu bagi PSSI untuk mempelajari banding yang dikirimkan dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Kehilangan sebagian suporter bagi pelatih kepala PSS, Seto Nurdiyantoro, merupakan kerugian. Selama bertanding di kandang tribun selatan dan utara kerap memberi energi bagi Bagus Nirwanto dan kawan-kawan. "Kita lihat perkembangan bagaimana tapi yang pasti suporter itu sangat penting untuk tim. Andai benar tidak bisa datang, saya harap suporter masih bisa memberi dukungan lewat doa," tambah Seto.

Sanksi untuk PSS ini diprotes pihak Arema. Agoes Surjanto, CEO Arema menegaskan hukuman bagi PSS terlalu ringan. Baginya PSS harus dihukum lebih berat karena Panpel tidak mampu memberikan rasa aman pada suporter tim tamu dan masyarakat yang menyaksikan pertandingan dalam stadion. Apalagi laga kemarin sangat bergengsi karena menjadi penanda dibukanya Liga 1 oleh PSSI. Bahkan di luar pertandingan ia mengaku suporter dilempari batu dan benda-benda lainnya. Protes ini mengeras setelah pihak Arema juga dijatuhi denda oleh PSSI sebesar Rp 75 juta.

"Saya protes atas sanksi ini. Apalagi di laga pembuka sepenting kemarin panpel harusnya mempersiapkan pertandingan jauh lebih baik dari laga biasa. Faktanya, justru timbul ricuh karena ketidaksiapan panpel. Jika tidak siap sejak awal, ajukan penundaan. Suporter Arema di luar stadion bahkan dilempari batu, mercon, kembang api, dan macam-macam pokoknya," keluh Agoes.

Halaman:

Tags

Terkini

Aston Villa Bantai Manchester United 2-1

Senin, 22 Desember 2025 | 06:00 WIB

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB