Yang juga istimewa dari I Putu Panji dkk adalah mereka mengalahkan tiga tim yang lolos ke Piala Asia U-17 2025 setelah menjadi juara grup kualifikasi, termasuk Afghanistan yang memenangkan seluruh dari empat laga kualifikasinya.
Korea Selatan, Yaman, dan Afghanistan juga sangar di depan gawang lawan. Total, 55 gol mereka ciptakan dari 11 laga kualifikasi.
Tiga pendekatan berbeda
Jika melihat statistik itu, Garuda Muda teramat patut untuk diacungi jempol.
Orang yang menganggap ini keberuntungan, layak untuk dipertanyakan kewarasannya, dan diragukan pengetahuannya tentang sepak bola.
Tiga kemenangan Garuda Muda adalah juga buah dari kecerdikan bermain dan adaptabilitas tim ini dalam berstrategi, yang berorientasi hasil maksimal dalam setiap laga.
Tiga lawan, tiga pendekatan bermain yang berbeda.
Nova menerapkan strategi yang menekankan pertahanan rapat dan serangan balik, pada tingkat yang membuat Korea Selatan frustrasi.
Akibatnya, selain menyebabkan Korea Selatan gagal mengapitalisasi 15 peluang, Garuda Muda juga membuat Korea Selatan gigit jari lewat 47 sapuan dan 26 tekel yang dimenangkan tim Garuda Muda.
Baca Juga: Permainan tradisonal Indonesia perlu dipekenalkan ke audiens global
Namun, begitu menghadapi lawan berkarakter berbeda dan level kekuatan yang berbeda pula, Garuda Muda pun memasang strategi lain yang lebih terbuka.
Hasilnya, Garuda Muda membuat 11 peluang yang enam di antaranya tepat sasaran ketika Yaman hanya membuat 9 peluang yang 5 di antaranya tepat sasaran.
Dalam laga melawan Yaman itu, mereka menjadi tim yang sangat klinis sampai-sampai memasukkan tiga gol dari permainan terbuka, selain satu gol dari penalti.
Garuda Muda semakin berani menyerang kala melawan Afghanistan, hingga mendominasi 52 persen penguasaan bola dan menciptakan delapan peluang yang dua di antaranya berbuah gol, padahal skuad sudah dirombak kekuatannya oleh rotasi pemain.