Bu Suhar saat berada di kompleks bank sampah di bagian belakang rumahnya.
AGAR saldo tabungan bertambah ada beberapa kiat dapat diterapkan. Satu di antaranya dengan menyetor sampah layak jual ke bank sampah. Artinya, semakin sering dan banyak menyetor sampah, maka jumlah tabungan bisa semakin banyak.
Hal ini dijelaskan Ketua Bank Sampah Pendulan Berseri di kawasan Moyudan Sleman, Suharjiyem SPd kepada Merapi , pekan lalu. Bahkan saat pandemi Covid-19 belum berakhir, semangat warga untuk menyetorkan sampah ke bank sampah di padukuhan setempat tak kendor. Sampah layak jual seperti wujud aneka kertas, botol, plastik dan besi. Guna memudahkan pencatatan, sampah-sampah an-organik yang sudah dikumpulkan dalam karung maupun plastik besar diberi nama di bagian luar wadah.
“Sampah yang sudah dipilah-pilah dari rumah masing-masing warga lalu disetorkan ke bank sampah. Selanjutnya kami timbang, dicatat dan dihargai,” ungkap Bu Suhar, ibu dari dua anak dan empat cucu.
Dalam buku besar yang ada di bank sampah Pendulan Berseri antara lain tertulis hari/tanggal setor, nama orang (warga), nama barang, berat dan harga. Semua nasabah maupun pengurus dapat melihat langsung buku catatan tersebut alias transparan. Selain itu setiap nasabah juga mempunyai buku tabungan yang dapat dibawa pulang.
Adapun jumlah total warga yang menjadi nasabah bank sampah ada 135 orang. Namun ada sebagian yang tak aktif setor, sebab tak semua keluarga mempunyai banyak sampah an-organik layak jual. Sedangkan sampah organik, seperti sisa dapur diharapkan dapat diolah sendiri antara lain menjadi pupuk organik dan sebagai pakan ternak ataupun ikan.
“Sampah-sampah an-organik layak jual yang sudah terkumpul di bank sampah lalu kami jual ke pengepul sampah yang mau membayar secara kontan,” papar Bu Suhar.
Suatu hal membanggakan, dengan adanya bank sampah yang dijalankan dengan baik, Padukuhan Pendulan pernah menjadi juara nasional dalam lomba Program Kampung Iklim (Proklim) 2016 yang diprakarsai oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Ia dan Murdaningsih (istri kepala dukuh padukuhan setempat) menerima penghargaan di DKI Jakarta.
Lalu pada 2018 lalu, Pendulan juga dipercaya sebagai lokasi Hari Lingkungan Hidup tingkat Kabupaten Sleman. Kegiatan ini mengusung tema Kendalikan Sampah Plastik. Sedangkan Bu Suhar yang juga mantan Kepala Sekolah SDN Mejing I Sleman pernah terpilih menjadi juara I Seleksi Kalpataru 2019 tingkat DIY Kategori Pembina Lingkungan.
“Setelah pensiun pada 2012 silam, saya memang sudah bertekad untuk bisa membuat bank sampah. Pada awal-awal berdirinya bank sampah, saya sendiri maupun dengan beberapa pengurus biasa studi banding ke pengelola bank sampah yang sudah sukses seperti yang ada di Bantul dan Sleman,” kenangnya.
Ditambahkan, sebelum memiliki bangunan bank sampah sendiri, pihaknya masih meminjam rumah kosong. Lalu pada 2017 mendapat bantuan pembangunan bank sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. Tanah untuk membangun bangunan tersebut, yakni tanah miliknya yang berada bagian belakang rumah. Bahkan di bagian barat bangunan bank sampah ada piranti pemrosesan kotoran sapi menjadi bio-gas.